Muslim Rohingya menuntut keadilan di Mahkamah Internasional kepada rezim Myanmar (bersama Budha radikal ekstrim) yang harus bertanggung jawab atas terjadinya genosida (pembantaian/pemusnahan etnis muslim Rohingya).
Para pengungsi Rohingnya yang sejak beberapa tahun terakhir tinggal di kamp-kamp di Cox’s Bazar, Bangladesh, mendesak Mahkamah Internasional menyatakan Myanmar bertanggung jawab atas terjadinya “genosida”.
Mohammed Zobayer, 19 tahun, kepada kantor berita Reuters mengatakan, “Kami menyaksikan perkosaan, penyiksaan dan pembunuhan.”
“Kami saksikan sendiri banyak orang dibunuh. Yang bisa kami lakukan adalah lari menyelamatkan diri ketika rumah-rumah kami dibakar.
“Saatnya sekarang masyarakat internasional bertindak dan meminta pertanggungjawaban Myanmar. Mereka harus bertanggung jawab atas terjadinya genosida terhadap warga Rohingya,” kata Zobayer.
Lebih dari 730.000 warga minoritas Muslim Rohingya menyelamatkan diri ketika militer Myanmar melancarkan operasi militer pada 2017.
PBB mengatakan warga Rohingya dibunuh “dengan niat memusnahkan mereka”. Tindakan militer Myanmar “mencakup pembunuhan massal dan perkosaan”, kata PBB.
Myanmar selalu membantah tudingan genosida dengan alasan bahwa tindakan militer adalah respons atas serangan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Rohingya.
Ratusan ribu warga Rohingya kini tinggal di tempat-tempat penampungan pengungsi di Bangladesh selatan.
Myanmar digugat ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag — yang sidangnya dimulai hari Selasa (10/12) hingga Kamis (12/12) — oleh negara kecil Afrika barat, Gambia.
Myanmar dituduh melakukan genosida terhadap warga Muslim Rohingya. Dalam persidangan di Belanda ini, Aung San Suu Kyi akan memimpin sendiri tim pengacara Myanmar.
Tuntutan yang diajukan di ICJ biasanya memutuskan sengketa antarnegara. Tahun lalu, PBB mengeluarkan laporan yang mengecam kekerasan di Myanmar, dengan mengatakan para pemimpin militer seharusnya diadili terkait genosida.
Misi Pencari Fakta Internasional PBB terkait Myanmar (Independent International Fact Finding Mission) pada bulan Agustus 2018 menyatakan taktik militer “sangat tidak sepadan dengan ancaman keamanan yang ada” dan “keperluan militer tidak pernah dapat menjadi pembenaran bagi pembunuhan tanpa pandang bulu, perkosaan berkelompok terhadap perempuan, penyerangan pada anak-anak dan pembakaran keseluruhan desa”.
Anehnya, Myanmar menolak laporan tersebut, dengan menyatakan bahwa operasinya selalu hanya menyasar ancaman milisi atau pemberontak.
Tahun lalu, jaksa International Criminal Court (ICC) atau Pengadilan Pidana Internasional — yang biasanya menyelidiki dugaan kejahatan perang, berbeda dengan ICJ — memulai penyelidikan pendahuluan terhadap dugaan kejahatan Myanmar pada kelompok minoritas Muslim Rohingya.
Tetapi karena Myanmar tidak ikut serta dalam ICC, tuntutan hukum akhirnya tidak diajukan.
Gambia Menuntut
Gambia mengajukan tuntutan di ICJ atau Mahkamah Internasional di Den Haag pada Senin (11/11). Negara yang mayoritas penduduknya Muslim tersebut mendapatkan dukungan dari 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam dan tim pengacara internasional.
Gambia dan Myanmar menandatangani Konvensi Genosida 1948, yang mengharuskan negara-negara ini mencegah dan menghukum kejahatan genosida.
Gambia mendesak mahkahmah untuk mengeluarkan sebuah keputusan guna memastikan Myanmar segera “menghentikan kekejaman dan genosida terhadap warga Rohingya-nya sendiri.”
Abubacarr M Tambadou, Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman Gambia memimpin tuntutan. Dia sebelumnya bekerja di ICC untuk Rwanda guna menyelidiki genosida pada tahun 1994.
Tambadou mengatakan kepada BBC bahwa dirinya terdorong untuk bertindak setelah mendengar sejumlah cerita pembunuhan kejam, perkosaan dan penyiksaan dari korban selamat saat dirinya mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Siapakah Muslim Rohingya?
Rohingya adalah kelompok minoritas etnik Muslim di Myanmar yang memiliki bahasa dan kebudayaan sendiri. Sebagian besar tinggal di negara bagian Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh.
Meskipun telah bergenerasi tinggal di Myanmar, mereka tidak diakui sebagai warga negara atau tidak dimasukkan ke dalam sensus. Mereka seringkali dipandang, termasuk oleh para pejabat pemerintah rezim Myanmar sebagai imigran gelap atau penyelundup dari Bangladesh.
Pada tanggal 27 Agustus 2017, milisi Rohingya menyerang puluhan pos polisi, menewaskan sejumlah petugas. Pihak keamanan kemudian melakukan operasi pembersihan dengan membakar desa, sementara warga sipil diserang, diperkosa dan dibunuh, demikian hasil temuan penyelidik PBB.
Ratusan ribu orang melarikan diri ke Bangladesh, bergabung dengan banyak warga Rohingya lain di kamp yang telah lebih dulu pergi.
Usaha mengembalikan mereka sampai sejauh ini mengalami kegagalan – para pengungsi menekankan tidak adanya pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan dan ketidakpastian nasib mereka.
Pada bulan Oktober PBB memperingatkan bahwa terdapat “risiko serius genosida akan terjadi kembali” terhadap warga masih berada di Myanmar.
Permulaan tahun ini, BBC menemukan bukti bahwa sebuah desa Rohingya dihancurkan dan pemerintah kemudian mendirikan sejumlah bangunan di daerah itu. (*/BBC News Indonesia)
Baca Juga:
- Muslim Rohingya Dibunuh dengan Kejam, Adakah Keadilan?!
- Rezim Myanmar Tolak ICC Selidiki Pembantaian Muslim Rohingya
- Muslim Rohingya Digencet, Intoleran Ada di Myanmar
- Awas! Gelombang Baru Pembunuhan Muslim Rohingya
- Rezim Myanmar Gila, Muslim Rohingya Disiksa
- Ekstremis Budha Tolak Pemulangan Muslim Rohingya
- Hadiri KTT ASEAN, Suu Kyi Banjir Kritik Pembunuhan Muslim Rohingya
- Takut Disiksa Rezim Myanmar, PBB Tunda Muslim Rohingya Pulang
- Hebat! PM Jepang Desak Usut Pembunuhan Muslim Rohingya
- Pidato di PBB, PM Malaysia Protes Pembantaian Muslim Rohingya!!
- Perempuan Rohingya Diikat di Pohon dan Diperkosa, Anak-anak Dibakar
- Rezim Gila! Meliput Muslim Rohingya, Wartawan Dihukum
- Jahat Sekali! Rezim Myanmar Minta Bangladesh Stop Bantuan Muslim Rohingya
- Pembunuhan Muslim Rohingya Sengaja Dilakukan Sistematis
- DK PBB Tuntut Myanmar Tindak Pelaku Pembantaian Muslim Rohingya
- Rezim Myanmar Menipu Soal Kepulangan Pengungsi Rohingya
- Biadab!! Militer Myanmar Usir Muslim Rohingya dengan Kekerasan Seksual
- Wow! Rezim Myanmar Bawa Warga Buddha Tempati Tanah Muslim Rohingya
- Biadab! Bocah-bocah Muslim Rohingya Dijual untuk Prostitusi
- Australia Gugat Pembantaian Muslim Rohingya oleh Rezim Myanmar !!
- PBB: Facebook Picu Kekerasan Bantai Muslim Rohingya
- PBB Sesalkan Dunia Telah Kecewakan Muslim Rohingya
- PBB : Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar ‘Disponsori Negara’
- Amnesty International : Rezim Myanmar Rampok Desa Muslim Rohingya
- Biarkan Pembantaian Muslim Rohingya, Penghargaan HAM Suu Kyi dicopot!
- PBB: Myanmar Lakukan Genosida Bantai Muslim Rohingya
- Foto Satelit Desa Muslim Rohingya Dibuldoser Rezim Myanmar
- Hilangkan Bukti Pembantaian Muslim, Myanmar Buldoser Kuburan Massal Rohingya
- Pembunuhan Muslim Rohingya Paling Menguncang Dunia!
- Rezim Biadab! Selidiki Permbunuhan Muslim Rohingya, Wartawan Ditahan
- Awas!! Genosida, Pembunuhan Muslim Rohingya Berlanjut
- PBB Temukan Kuburan Massal, Pembunuhan Genosida Muslim Rohingya
- Tak Ada Jaminan Keselamatan Muslim Rohingya di Myanmar
- Genosida terhadap Muslim Rohingya Masih Berlangsung
- PBB: Kondisi Muslim Rohingya Masih Memprihatinkan
- Kampret! Suu Kyi Malah Dukung Pembantaian Muslim Rohingya
- Ditemukan Kuburan Massal Muslim Rohingya di Myanmar
- Krisis Rohingya: Mereka yang Dipukuli dan Dibakar
- Siksa Muslim Rohingya, Tentara Myanmar Malah Dilindungi
- Muslim Rohingya Disiksa, Malaysia Ancam Tarik Investasinya di Myanmar
- Pemerintah Myanmar Sita Hasil Panen Petani Rohingya
- AS Cuma Kecam, Tidak Ada Inisiatif Akhiri Krisis Myanmar
- PBB Akui Pembantaian Sistematis Muslim Rohingya
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror