Pemerintah Myanmar dituduh membuldoser kuburan massal warga minoritas Muslim Rohingya untuk ‘menghancurkan bukti-bukti pembantaian yang dilakukan oleh militer pada 2017’.
Klaim ini dikeluarkan oleh organisasi pemantauan hak asasi manusia menyusul investigasi yang dilakukan kantor berita Reuters dan AP yang ‘menemukan adanya bukti kuburan massal’.
Seperti dilansir BBC, Rabu (21/2), video yang diperoleh tim Arakan Project -yang menggunakan jaringan di lapangan untuk mendokumentasikan perlakuan buruk terhadap warga Muslim Rohingya di Rakhine- menunjukan lokasi kuburan sebelum dihancurkan.
Video yang ditunjukkan kepada koran Inggris, The Guardian, memperlihatkan kantong-kantong jenazah dari terpal yang setengah terkubur di tanah, salah satunya dengan jelas menunjukkan kaki manusia.
Chris Lewa, direktur Arakan Project, mengatakan buldoser dikerahkan ‘untuk menyembunyikan bukti kuburan massal’, setelah kuburan ini dimuat media.
“Dua kuburan massal yang ramai diberitakan media, salah satunya dibuldoser pada hari Kamis (15/02). Ini berarti bukti pembunuhan sedang dihilangkan,” kata Lewa kepada The Guardian.
Menurut Lewa pembersihan dengan buldoser ‘dilakukan oleh perusahaan dari Myanmar tengah, bukan dari Rakhine’.
“Ini jelas atas permintaan pemerintah,” kata Lewa.
Lokasi kuburan massal ini dilaporkan berada di Maung Nu, di Buthidaung, Rakhine. Para pegiat HAM mengatakan tempat itu adalah lokasi pembantaian terhadap warga minoritas Muslim Rohingya, Agustus 2017.
Pengakuan militer Myanmar
Sejumlah saksi yang selamat kepada organisasi HAM Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa militer ‘memukul, melakukan serangan seksual, menikam, dan menembak warga desa setelah warga dikumpulkan’.
Puluhan orang diyakini tewas. Foto-foto satelit yang diperoleh HRW menunjukkan lokasi di Maung Nu rata dengan tanah setelah insiden ini.
Minoritas Muslim Rohingya di Rakhine tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar.
Para pegiat HAM mengatakan mereka menjadi korban persekusi secara sistematis selama beberapa dekade dan menjadi sasaran ‘tiga pembersihan etnik sejak 2012’.
Tuduhan ini dibantah oleh para pejabat pemerintah.
Krisis terbaru pecah pada Agustus 2017 setelah kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) menyerang pos-pos keamanan yang dibalas dengan operasi militer oleh aparat keamanan.
Diperkirakan ribuan warga Rohingya tewas dalam operasi militer, sementara hampir 700.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke negara tetangga, Bangladesh.
Utusan khusus PBB untuk masalah HAM Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan krisis ini memperlihatkan ‘adanya genosida’. Sebelumnya, pejabat PBB lain menggambarkan apa yang terjadi terhadap warga Rohingya ‘sebagai jelas-jelas pembersihan etnik’.
Lagi-lagi, tuduhan tersebut ditolak oleh pemerintah Myanmar.
Militer mengatakan investigasi internal yang mereka lakukan tidak menemukan bukti adanya pembantaian. Seorang jenderal mengatakan krisis kemanusiaan ini dipicu oleh orang-orang Rohingya sendiri.
Namun, posisi mereka berubah ketika Desember lalu militer mengakui keterlibatan tentara dalam pembantaian massal di Desa Inn Din. (bbc.com)
Baca Juga:
- Pembunuhan Muslim Rohingya Paling Menguncang Dunia!
- Rezim Biadab! Selidiki Permbunuhan Muslim Rohingya, Wartawan Ditahan
- Awas!! Genosida, Pembunuhan Muslim Rohingya Berlanjut
- PBB Temukan Kuburan Massal, Pembunuhan Genosida Muslim Rohingya
- Tak Ada Jaminan Keselamatan Muslim Rohingya di Myanmar
- Genosida terhadap Muslim Rohingya Masih Berlangsung
- PBB: Kondisi Muslim Rohingya Masih Memprihatinkan
- Kampret! Suu Kyi Malah Dukung Pembantaian Muslim Rohingya
- Ditemukan Kuburan Massal Muslim Rohingya di Myanmar
- Krisis Rohingya: Mereka yang Dipukuli dan Dibakar
- Siksa Muslim Rohingya, Tentara Myanmar Malah Dilindungi
- Muslim Rohingya Disiksa, Malaysia Ancam Tarik Investasinya di Myanmar
- Pemerintah Myanmar Sita Hasil Panen Petani Rohingya
- AS Cuma Kecam, Tidak Ada Inisiatif Akhiri Krisis Myanmar
- PBB Akui Pembantaian Sistematis Muslim Rohingya
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror