Ketua MUI Sampaikan Tiga Pilar yang Jadi Fokus Pengembangan Pesantren

Obsessionnews.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Jeje Zaenudin menyampaikan tiga pilar yang menjadi fokus pengembangan pesantren, yakni Pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pernyataan ini disampaikan Ustaz Jeje di hadapan para pengasuh Pesantren An-Nahla Al-Islamiy di Kampung Karang Sambung, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/10/2023) malam, dikutip dari siaran pers, Kamis (12/10). Baca juga:Terus Dorong Kemandirian Pesantren, Menag Yaqut Sebut Ini Amanah Presiden JokowiKemenko PMK Dorong Pemda Majukan PesantrenGus Men Minta Pesantren Tak Gadaikan Independensi Demi Biaya Operasional "Dalam konteks pendidikan, kami terus mendukung para guru dan asatidz untuk terus meng-upgrade keilmuannya. Termasuk bagaimana menyelenggarakan program khas pesantren yang berbeda dengan madrasah pemerintah," kata Ustaz Jeje. Hal ini untuk melestarikan tradisi pesantren yang fokus pada kitab-kitab turats dan ilmu-ilmu syariah secara mendalam. Sehingga diharapkan kualitas alumni pesantren jauh berbeda dengan lulusan madrasah umum. Sementara pada bidang dakwah dan sosial, Ustaz Jeje mendorong para guru dan asatidz untuk aktif menyelenggarakan pelatihan singkat untuk masyarakat sekitar. Di antaranya program pelatihan imam dan khatib, pemulasaran jenazah, tahsin Alquran, pengolahan air minum, dan pembuatan makanan siap saji. "Saya berharap masyarakat sekitar dapat merasakan kemanfaatan yang luas dari pesantren dengan program-program pemberdayaan. Jika masyarakat merasakan manfaat positif, tentu akan menambah trust mereka kepada pesantren," tuturnya. Sebagai penutup, Ustaz Jeje mengungkapkan bahwa kemajuan dan kemunduran suatu institusi pendidikan bukan hanya terletak pada aspek legal formal, tetapi aspek pengelolaan. Jika para guru fokus dalam mengelola pesantren, maka harapan terwujudnya generasi tafaqquh fid din akan terwujud. "Ibarat pepatah, jangan sampai semut di seberang lautan terlihat, tapi gajah di depan mata tidak terlihat. Maka bagaimana aset yang sudah ada ini dimaksimalkan untuk melahirkan kader-kader ulil albab dan muslim kaffah," jelasnya. (arh)