Prabowo Subianto Kesal, Kali Ini Tak Terima Dicurangi

Prabowo Subianto Kesal, Kali Ini Tak Terima Dicurangi
Jakarta, Obsessionnews.com - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan kekesalannya terhadap jurnalis media asing terkait berbagai kecurangan Pemilu 2019. Acara Prabowo dengan dengan perwakilan kedutaan dan media massa asing berlangsung di rumahnya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Senin (6/5) malam. Dalam acara yang berlangsung tertutup oleh media lokal itu, Prabowo menyatakan kali ini dirinya tak akan menerima hasil pemilu 2019 karena massifnya kecurangan. Sebab, ia mengaku sudah pernah dicurangi pada Pemilu 2014 lalu. Namun, ia masih legawa datang ke pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Kali ini saya tidak akan menerima," kata Prabowo seperti dikutip dari The Strait Times, Selasa (7/5/2019).   Baca juga:Jika Tak Setuju Prabowo Menang 62%, Kenapa Demokrat Baru Protes Sekarang?Jika Kubu Prabowo Masih Percaya Menang 62%, Demokrat Ancam KeluarMunarman Sebut Prabowo Bisa Menang, Syaratnya Jokowi Didiskualifikasi   Pada Pilpres 2014 lalu di mana ia juga bertarung dengan Joko Widodo, Prabowo mengaku sebenarnya dia tidak terima dengan kecurangan itu. "Namun demi kebaikan negara, saya memilih berprasangka baik. Saya datang ke acara pelantikan, saya menyelamatinya (Jokowi), demi kebaikan rakyat, demi kebaikan demokrasi, saya ingin menerima kekalahan dengan hati bersih," kata Prabowo. Namun pada Pemilu 2019 ini, kata Prabowo, pelanggaran begitu banyak. Karena itu mustahil baginya untuk menerima hasil pemilu yang dinilainya curang. "Saya tidak akan menerima pemilu curang," ujarnya.   Baca halaman berikutnya: Prabowo lalu menyinggung sejumlah hal yang menurut ia dan timnya adalah kecurangan yang dilakukan kubu petahana, Paslon nomor urut 01 dalam Pilpres 2019 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Dari mulai 6,7 juta pemilih di setidaknya 73 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tak mendapatkan undangan untuk memilih, penyimpangan dalam Daftar Pemilih Tetap, kesulitan kubunya mendapat izin kampanye, mobilisasi instrumen negara termasuk Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung Jokowi, dan memperalat BUMN untuk membiayai kampanye. Terkini, kubu Prabowo pun mengkritik Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kerap didapatkan temuan salah memasukkan data sehingga tak sinkron.   Baca juga:PAN Tegaskan Komitmen dengan Prabowo Hanya Sampai PilpresLokasi Penghitungan Real Count BPN Prabowo-Sandi Fiktif atau Fakta?Mencari Bukti Klaim Kemenangan Prabowo   Atas dasar itu semua, Prabowo mendesak agar dilakukan audit tim independen untuk mengoreksi segala kecurangan dan kecerobohan di dalam pelaksanaan pemilu 2019 yang kini sedang memasuki tahap rekapitulasi penghitungan suara. "Apa yang kami minta adalah sebuah pengoreksian atas hal yang melenceng dari aturan-aturan ini. Kami menginginkan audit IT (Teknologi Informasi). Sesederhana itu. Semua entri yang salah dimasukkan juga harus diperbaiki. Itulah semua yang kami minta," tegas Prabowo. (Albar)