
Jakarta, Obsessionnews.com – Ada tiga nama yang mencuat untuk memperebutkan kursi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar menggantikan Setya Novanto jika Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) digelar dalam waktu dekat. Mereka adalah Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Golkar Idrus Marham.
Titiek Soeharto menyatakan kesiapannya memimpin Golkar. Dia ingin membenahi partai berlambang pohon beringin ini.
“Saya bukan tertarik (jadi ketua umum), tapi saya tergerak untuk memperbaiki Golkar ke depan. Insya Allah, doanya saja. Kalau memang dibutuhkan, sebagai anak tentara dan salah satu anak pendiri Golkar, saya siap,” kata putri mantan Presiden Soeharto itu saat acara penyerahan bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPO) di Kelompok Tani Lembu Seto, Pongkol, Nglipar, Sabtu (24/11/2017).
Anggota DPR ini optimis bakal mendapatkan dukungan dari seluruh kader Golkar untuk menjadi ketum.
“Insya Allah, tidak usah saya bilang berapa dukungan. Insya Allah nanti kita lihat finalnya,” kata Titiek kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Golkar gonjang-ganjing pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketum Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi proyek e-KTP. Selanjutnya KPK menahan Novanto.
Pasca penahanan Novanto desakan agar Golkar menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Novanto semakin menguat untuk mengganti Novanto.
Seperti diketahui Novanto untuk kedua kalinya mengajukan gugatan praperadilan. Sebelumnya dia memenangkan sidang praperadilan atas penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Status tersangka yang disandang Novanto di KPK pun digugurkan hakim tunggal Cepi Iskandar.
“Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian,” ucap hakim Cepi membacakan amar putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017).
Novanto ngotot mempertahankan jabatannya sebagai Ketua DPR dan Ketum Partai Golkar. Novanto berkirim surat kepada pimpinan DPR dan DPP Golkar, Selasa (21/11/2017). Dalam surat tersebut ia meminta DPR dan DPP Golkar tidak membahas tentang pemberhentian dirinya sebagai Ketua DPR maupun sebagai Ketum Golkar.
Dalam surat yang ditujukan kepada DPP Golkar, Novanto menunjuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) Idrus Marham sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketum. Rapat DPP Golkar, Selasa (21/11/2017), menyetujui Idrus sebagai Plt Ketum Golkar.
KPK resmi mengumumkan status hukum Ketua DPR Novanto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Dengan demikian Novanto untuk kedua kalinya ditetapkan sebagai tersangka. Sebelumnya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari KPK beredar di kalangan wartawan. Saat itu Novanto belum diumumkan menjadi tersangka.
“Setelah melakukan gelar perkara, kami menetapkan tersangka atas nama tersangka SN, sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Novanto sebelumnya sempat ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Juli 2017. Namun kemudian status tersangkanya itu gugur setelah permohonan praperadilannya dikabulkan oleh hakim Cepi Iskandar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017). .
Kasus ini diduga mengakibatkan kerugian negara sekurang-kurangnya Rp 2,3 triliun dari total paket pengadaan senilai Rp 5,9 triliun.
Dua dari tersangka e-KTP juga diumumkan sebagai tersangka pada hari Jumat. Yakni eks Dirjen Dukcapil Kemendagri Irman, pada Jumat, 30 September 2016, dan politikus Partai Golkar Markus Nari pada Jumat, 2 Mei 2017.
Menangkap Novanto ternyata bukan hal yang mudah. KPK mendatangi rumah Novanto di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017) malam hingga Kamis dini hari. Namun, Novanto tak ada di tempat.
Pada Kamis (16/11/2017) Novanto mengalami kecelakaan mobil di Jakarta, lalu dirawat di RS Medika Permata Hijau, Jakarta. Selanjutnya dipindah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Jumat (17/11/2017). Kemudian KPK resmi menahan Novanto pada Minggu (19/11/2017). (arh)
Baca Juga:
Polling Twitter: Titiek Soeharto Ungguli Airlangga
Dekat dengan Umat Islam, Titiek Dinilai Tepat Pimpin Golkar
Titiek Soeharto, “Kuda Hitam” Ketum Golkar
Kesetiaan Titiek Soeharto pada Golkar
Dedi Mulyadi: Semua Kader Sepakat Munaslub Golkar
Dedi Mulyadi: Akar Rumput Menghendaki Munaslub Golkar
Jadi Ketum Golkar, Airlangga Harus Mundur dari Menteri
Airlangga Klaim Telah Direstui Jokowi
Jelang Munaslub Golkar : Idrus Marham vs Airlangga
Kepada DPP dan DPD Tingkat I, Ical Usulkan Munaslub Golkar
Muchtar: Pengganti Novanto, Pendukung Rezim Jokowi
Publik Sudah Muak pada Setya Novanto
Jika Jadi Ketum Golkar, Airlangga Harus Mundur dari Kabinet!
KPK Tegaskan Punya Bukti Kuat Novanto Terlibat Kasus e-KTP
Wapres JK Minta Golkar Gelar Munaslub Gantikan Novanto
Kasus Novanto Episode Terburuk dalam Sejarah Golkar
Politisi Golkar Tuntut Novanto Mundur Sebagai Ketua DPR
Peneliti NSEAS: Novanto Tersangka, Golkar Tidak Akan Menjauh dari Jokowi