Selasa, 30 April 24

Ujian Sidang Tesis, Ketum Parmusi Dicecar Dosen UIN Jakarta

Ujian Sidang Tesis, Ketum Parmusi Dicecar Dosen UIN Jakarta
* Ketua Umum Parmusi H. Usamah Hisyam saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dua dosen penguji di sidang tesisnya di UIN Jakarta, Jumat (6/9/2019). (Foto: Edwin B/OMG)

Jakarta, Obsessionnews.com – Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam dicecar sejumlah pertanyaan oleh dua dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Dua dosen tersebut merupakan penguji pada ujian sidang tesis Usamah berjudul “Dinamika Komunikasi Dakwah Parmusi di Perbatasan NTT-Timor Leste”. Tesis ini menjadi tugas akhir Usamah di Pascasarjana Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 

Baca juga: 

Ketum Parmusi Resmi Sandang Gelar Magister

Usamah Hisyam: Kader Parmusi Wajib Jaga dan Rawat NKRI

Usamah Hisyam: Sabar, Semoga Allah Berikan Pemimpin Terbaik

 

Materi ujian antara lain menyinggung soal gerakan dakwah Parmusi di perbatasan NTT-Timor Leste dan sejumlah daerah lainnya di Tanah Air.  

Salah seorang dosen penguji, Arief Subhan, melemparkan pertanyaan soal da’wah bil lisan, da’wah bil hal, dan da’wah bil kitabah yang dipaparkan Usamah. Padahal metode dakwah yang dikenalkan UIN Jakarta, menurutnya, secara umum hanyalah menyentuh da’wah bil lisan dan da’wah bil hal, meski ada turunan dari dua jenis dakwah tersebut.

“Lalu, apa yang dilakukan Parmusi dalam mengimplementasikan dua jenis dakwah tersebut?” tanya Arief.

Menjawab pertanyaan itu, Usamah menjelaskan bahwa ketiga metode dakwah tersebut secara bersamaan dilakukan dalam manhaj dakwah Parmusi, yakni Desa Madani.

Menurut Usamah, selain diwajibkan piawai berdakwah dengan lisannya melalui ceramah agama dan khotbah, para Dai Parmusi juga harus mampu melaksanakan da’wah bil hal dan da’wah bil kitabah.

“Para Dai Parmusi mendapatkan gemblengan khusus selama satu bulan penuh agar menguasai seluruh materi sehingga dapat dipraktikkan di Desa Madani yang dikelola,” jawab Usamah.

Pasalnya, lanjut Usamah, program Desa Madani Parmusi mengusung empat pilar, yakni meningkatkan iman dan takwa; pemberdayaan ekonomi umat; pemberdayaan sosial; dan peningkatan kualitas pendidikan.

Oleh karenanya, para Dai Parmusi wajib menguasai seluruh materi agar bisa membangun empat pilar tersebut di desa yang dikelolanya.

“Jika keempat pilar itu tidak bisa dilaksanakan, maka gagal program Desa Madani tersebut,” tandas Usamah.

Selanjutnya, Arief bertanya soal minimnya informasi terkait profil Parmusi dalam tesis yang disusun Usamah. Padahal menurutnya, profil Parmusi sangat substansial agar masyarakat mengetahui Parmusi dan perkembangannya.

“Apalagi Parmusi mengalami perubahan identitas. Saya dulu tahunya Parmusi adalah sebuah partai politik, bukan ormas Islam,” kata Arief.

Terkait hal ini, Usamah berjanji akan memberikan tambahan informasi agar profil Parmusi yang disampaikan lebih paripurna. Utamanya terkait perubahan identitas, di mana Parmusi saat ini mengusung dakwah oriented, berubah dari Parmusi sebelumnya yang mengusung political oriented.

 

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.