Senin, 29 April 24

Singgih: Konflik di Tubuh PTMSI, Atlet Kehilangan Rezeki

Singgih: Konflik di Tubuh PTMSI, Atlet Kehilangan Rezeki
* Tokoh tenis meja Indonesia Singgih Yehezkiel. (Foto: Arif RH/obsessionnews.com)

Jakarta, Obsessionnews.com –  Singgih Yehezkie salah seorang tokoh tenis meja Indonesia yang populer pada tahun 1990-an hingga awal tahun 2001.

 

Baca juga: Singgih Yehezkiel Didaulat Benahi Tenis Meja Nasional

 

Ia menjadi Direktur Liga Muda Tenis Meja Nasional (Lamtema)
Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) periode 1990-2000. Pada saat itu menghasilkan sejumlah pemain nasional antara lain Silir, Dahlan, Vicky, Gilang, dan Kunkun.

Selain itu ia menjadi Direktur Sirkuit Liga Tenis Meja Utama (Silatama) PP PTMSI periode 1999-2001. Saat menjadi Direktur Silatama itulah Singgih membuat kebijakan sistem voor and voor, pembagian divisi 1-5, dan turnamen kelas eksekutif yang berlaku sampai sekarang.

Setelah tidak lagi menjadi pengurus PTMSI Singgih tetap peduli pada dunia meja. Ia menjadi pelatih di beberapa daerah. Selain itu untuk menggairahkan dunia tenis meja dia sering mengadakan turnamen.

Kemelut di tubuh PTMSI tidak lepas dari perhatiannya. Kasus dualisme kepemimpinan di tubuh PTMSI, yang berlangsung lebih dari empat tahun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda penyelesaiannya.

Seperti diketahui PTMSI terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Ketua Umum Oegroseno dan Ketua Umum Peter Layardilay. Masing-masing kubu mengklaim sebagai kepengurusan PTMSI yang sah.

Konflik di tubuh PTMSI yang berlarut-larut tersebut jelas merugikan atlet, pelatih, pembina, dan masyarakat pencinta tenis meja.

Akibat kemelut di tubuh PTMSI tersebut cabang tenis meja dicoret dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.

Selain itu Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tidak mengirimkan atlet tenis meja ke SEA Games 2019 Filipina.

“Ini aneh, masak ada dua nakhoda dalam satu perahu. Konflik di tubuh PTMSI merugikan atlet. Atlet kehilangan rezeki karena tidak bisa mengikuti turnamen,” kata Singgih saat diwawancarai obsessionnews.com di GOR Tiga Dewi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (24/10/2019).

Sejumlah atlet, tokoh, dan masyarakat tenis meja mendaulat dirinya untuk ikut membenahi tenis meja nasional.

“Sejak sebulan lalu para atlet dan tokoh tenis meja nasional menghubungi saya, meminta saya ikut membenahi tenis meja nasional. Mereka menilai saya tidak berpihak kepada salah satu pengurus PTMSI. Selain itu mereka menilai rekam jejak saya bagus,”  tutur Singgih.

Dia lalu membentuk organisasi Masyarakat Tenis Meja Indonesia (MTMI). Di organisasi ini Singgih menjadi ketua, sedangkan David Jacobs menjadi sekretaris.

Dalam waktu dekat MTMI akan menggelar rembuk tenis meja nasional di Bogor, Jawa Barat, pada pertengahan November 2019.

Singgih menjelaskan hasil dari rembuk nasional itu akan disampaikan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

“Kami akan mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengambil keputusan tentang PTMSI yang sah,” tegas ayah pecatur nasional Irene Kharisma Sukandar ini. (ARH)

Related posts

1 Comment

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.