Bawaslu Gandeng Media untuk Hadapi Kerawanan Pemilu 2024

Bawaslu Gandeng Media untuk Hadapi Kerawanan Pemilu 2024
Obsessionnews.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) merencanakan kolaborasi dengan media massa sebagai bagian dari strategi pencegahan terhadap kerawanan yang mungkin muncul dalam Pemilihan Umum 2024. Hal itu disampaikan anggota Bawaslu Lolly Suhenty dalam acara Media Gathering Bawaslu Tahun 2023 yang digelar di Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (3/8/2023). Baca juga: Bawaslu Siap Luncurkan IKP Tematik untuk Mengatasi Tantangan Pemilu 2024 Dalam sambutannya, Lolly Suhenty menjelaskan bahwa merangkul media massa merupakan salah satu upaya penting dalam meredam potensi konflik pada pemilu. "Informasi yang dihasilkan oleh media memiliki dampak besar dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap suatu isu," ujar perempuan yang akrab disapa Teh Lolly ini. Lolly menekankan, kolaborasi dengan rekan-rekan jurnalis dan media massa merupakan bagian integral dari strategi pencegahan yang sedang dirumuskan oleh Bawaslu. "Perspektif media massa memiliki peran signifikan dalam strategi pencegahan, dan kami percaya bahwa hal ini perlu diperdebatkan dan didiskusikan secara mendalam," ucapnya. Selain itu, dalam acara tersebut, Lolly juga mengungkapkan, informasi mengenai rencana peluncuran Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Tematik. Baca juga: Antisipasi Adanya Pelanggaran, Bawaslu Luncurkan IKP Pilkada 2020 "IKP Tematik ini merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya yang telah diperkenalkan oleh Bawaslu pada tahun 2022," ucapnya. Lolly menjelaskan, IKP versi terbaru ini akan mencakup lima aspek kerawanan, berbeda dari IKP 2022 yang hanya mencakup empat aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi politik uang, netralitas ASN, politisasi SARA, kampanye di media sosial, dan isu-isu terkait pemilu di luar negeri. Meskipun dia enggan merinci tanggal pasti peluncuran IKP Tematik, Lolly memberikan petunjuk bahwa peluncuran akan dilakukan di daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. "IKP Tematik akan diluncurkan di tempat-tempat yang dinilai memiliki risiko tinggi," tambahnya. Acara Media Gathering yang berlangsung dari 3 hingga 5 Agustus ini dihadiri oleh 45 media massa nasional yang turut serta dalam diskusi dan pertukaran informasi. (Poy)