Ini 6 Catatan Dewi Tenty untuk Pelaku UMKM Dapat Bertahan di Masa Pandemi

Jakarta, obsessionnews.com - Gelombang tsunami pandemi Covid-19 kembali menghantam Indonesia. Kali ini efek yang dirasakan lebih parah, memakan korban sampai menembus 20 ribu kasus naik 30% dalam 1 hari. Keadaan ini memaksa diterapkannya kembali kebijakan pembatasan kegiatan dan aktivitas masyarakat, yang tentunya akan berimbas kepada tingkat produktivitas para pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Kembalinya di tutupnya gerai-gerai offline memaksa pelaku UMKM untuk berkegiatan sepenuhnya secara online, transformasi digitalisasi tidak dapat dielakan lagi," ujar Pengamat atau pegiat UMKM Dr. Dewi Tenty dalam pesan singkatnya kepada obsessionnews.com, Sabtu (26/6/2021). Pada resesi ekonomi sebelumnya terbukti bahwa UMKM selalu menjadi penyelamat, menjadi tulang punggung perekonomian nasional, tetapi resesi kali ini yang terjadi akibat pandemi berimbas juga kepada para pelaku UMKM, berbagai kebijakan pemerintah sudah dicoba dilakukan. "Akan tetapi pandemi yang berkepanjangan ibarat atlit lari sprint yang di paksa untuk berlari secara marathon, membuat ngos-ngosan entah sampai kapan mencapai garis finish," ucap perempuan yang akrab disapa Teh Dete ini. Dalam perlemahan perekonomian UMKM hendaknya tetap harus mempunyai semangat dan rasa optimisme bahwa semua ini akan ada akhirnya, tidak ada jalan yang tidak berujung. Untuk menjaga semangat Teh Dete akan memberikan beberapa catatan sebagai pengingat kepada para pelaku UMKM. 1. Bangga Ber UMKM Menjadi pelaku UMKM adalah pilihan, bukan keterpaksaan. Harus diubah mindset yang biasa ada di masyarakat bahwa orang ber UMKM biasanya karena belum mendapat pekerjaan, korban PHK, atau pensiunan. Mindset yang betul akan menjadikan pelaku UMKM lebih percaya diri akan pilihan hidupnya. 2. Personal Branding Bangga ber UMKM di buktikan dengan adanya upaya dari pelaku UMKM untuk menciptakan personal branding untuk dirinya, personal branding yang baik akan mengangkat image dari produk yang di hasilkannya. Bagaimana akan bangga kepada produk yang dihasilkan apabila dirinya sendiri tidak pede sebagai pelaku UMKM yang memproduksi produk tersebut. 3. Membangun Brand Awareness dan Brand Calling Jangan bosan untuk selalu mempromosikan produknya di media online yang tersedia, belum ada yang beli? Terus gedor ingatan masyarakat akan produk yang kita hasilkan sampai masuk ke alam bawah sadarnya untuk mengingat nama produk kita di saat dibutuhkan. Contohnya, haus ingat aqua, lapar ingat ayam geprek saya. 4. Digitalisasi Transformasi digital merupakan sesuatu yang tidak bisa di elakan, sebisa mungkin pakai media masa yang tersedia untuk beriklan, pelajari tekniknya karena masing-masing aplikasi mempunyai keunikan dan penggemar tersendiri baik dari segi usia, status sosial maupun gender, pergunakan pula alat pembayaran digital supaya memudahkan bertransaksi. 5. Pemisahan Pembukuan Kisah klasik dari pelaku UMKM adalah belum mandirinya secara finansial karena masih bercampurnya urusan dapur dengan kegiatan usaha, hal ini sangat tidak di anjurkan karena akan mengakibatkan tergerusnya modal produksi untuk kehidupan sehari-hari dan tentunya akan menghentikan proses produksi itu sendiri, mulailah memisahkan keuangan untuk rumah tangga dengan modal usaha, buatlah catatan pembukuan sederhana untuk memudahkan mengontrol pemasukan dan pengeluaran yang nantinya akan menunjang konsistensi dalam berproduksi. 6. Konsistensi Konsistensi adalah kata kunci untuk tercapainya kemandirian secara ekonomi, konsisten melakukan personal branding, konsisten mempromosikan produk sehingga tercipta brand awareness , konsisten berproduksi akan menjadi fondasi yang kuat bagi para pelaku UMKM untuk mencapai kemandirian berusaha dan meningkatkan produktivitasnya. (Poy)