Komisaris tinggi HAM PBB menyatakan bahwa Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) harus melimpahkan kasus kejahatan yang dilakukan pemerintahan Myanmar terhadap Muslim Rohingya ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC).
Menurut Zeid Ra’ad Al Hussein, jika dugaan kuat mengenai genosida (pembunuhan besar-besaran secara berencana) terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar terbukti, maka pihak yang paling berkompeten menangani masalah tersebut adalah ICC.
Pejabat Tinggi HAM PBB ini menyerukan supaya otoritas Myanmar mengizinkan utusan khusus PBB memasuki Rakhine supaya mereka bisa meninjau dari dekat krisis yang menimpa Muslim Rohingya dan mempelajari kemungkinan ada atau tidaknya genosida (pemusnahan/di wilayah itu.
Pada 25 Agustus 2017 terjadi serangan yang dilakukan tentara bersama ekstremis Budha terhadap minoritas Muslim Rohingya di provinsi Rakhine. Dilaporkan lebih dari enam ribu orang tewas, dan delapan ribu orang terluka, serta satu juta orang mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Konflik tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Para pejabat tinggi PBB dan lembaga internasional juga bukan pertama kalinya menyebut aksi kekerasan terhadap Rohingya sebagai genosida dan kejahatan perang. Tapi ironisnya, para pengusung bendera HAM di dunia tidak memperdulikan berbagai laporan mengenai pelanggaran HAM tersebut. Pasalnya, hingga kini mereka masih berpangku tangan tidak mengambil tindakan signifikan untuk menghentikan berlanjutnya kejahatan terhadap Rohingya. Sikap pasif negara-negara Barat menyebabkan pemerintah Myanmar semakin arogan dalam melanjutkan kejahatannya terhadap Rohingya.
Ironisnya, negara-negara Barat, terutama AS justru berteriak keras menyerang Presiden Filipina, Rodrigo Duterte yang sedang melancarkan operasi anti-narkotika di negaranya yang dikuasai mafia. Tapi pada saat yang sama memilih diam menyikapi berlanjutnya pelanggaran HAM terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.
Berkaitan dengan masalah ini, William O. Beeman selaku ketua jurusan antropologi Universitas Minnesota mengungkapkan, “Saat ini Myanmar tidak memberikan keuntungan maupun manfaat strategis bagi kekuatan ekonomi besar dunia, terutama AS. Padahal, eksplorasi minyak pertama kali dilakukan di Myanmar, tapi kini kepentingan ekonomi bagi negara ini sedikit, bahkan nyaris tidak ada.”
Oleh karena itu, Muslim Rohingya berkeyakinan bahwa OKI harus memainkan peran lebih aktif untuk menyeret pemerintah Myanmar ke pengadilan pidana internasional. Selain itu, organisasi HAM internasional perlu didorong untuk melakukan investigasi independen mengenai kondisi Muslim Rohingya di Rakhine, sekaligus menekan pemerintah Myanmar supaya memperlakukan mereka sebagai warga negara yang diakui hukum.
Ketua Organisasi Nasional Arakan, Rohingya mengatakan, “Saat ini harus dibentuk komisi independen untuk menyelidiki pembunuhan Muslim di provinsi Rakhine Myanmar. Aksi represif dilakukan militer negara ini di berbagai desa, dan pembunuhan massal Muslim Rohingya hingga kini masih berlanjut,”.
Meskipun PBB menyebut Rohingya sebagai minoritas paling tertindas di dunia, tapi tindakan serius tetap tidak diambil oleh organisasi internasional ini untuk menekan pemerintah Myanmar. Oleh karena, pemulangan pengungsi Rohingya ke tanah airnya tanpa dibarengi dengan pemulihan keadaan sama halnya dengan memberikan kesempatan terulangnya kembali kejahatan sistematis terhadap minoritas Muslim Rohingya. (goal.com)
ddha. (bbc.com)
Baca Juga:
- Biarkan Pembantaian Muslim Rohingya, Penghargaan HAM Suu Kyi dicopot!
- PBB: Myanmar Lakukan Genosida Bantai Muslim Rohingya
- Foto Satelit Desa Muslim Rohingya Dibuldoser Rezim Myanmar
- Hilangkan Bukti Pembantaian Muslim, Myanmar Buldoser Kuburan Massal Rohingya
- Pembunuhan Muslim Rohingya Paling Menguncang Dunia!
- Rezim Biadab! Selidiki Permbunuhan Muslim Rohingya, Wartawan Ditahan
- Awas!! Genosida, Pembunuhan Muslim Rohingya Berlanjut
- PBB Temukan Kuburan Massal, Pembunuhan Genosida Muslim Rohingya
- Tak Ada Jaminan Keselamatan Muslim Rohingya di Myanmar
- Genosida terhadap Muslim Rohingya Masih Berlangsung
- PBB: Kondisi Muslim Rohingya Masih Memprihatinkan
- Kampret! Suu Kyi Malah Dukung Pembantaian Muslim Rohingya
- Ditemukan Kuburan Massal Muslim Rohingya di Myanmar
- Krisis Rohingya: Mereka yang Dipukuli dan Dibakar
- Siksa Muslim Rohingya, Tentara Myanmar Malah Dilindungi
- Muslim Rohingya Disiksa, Malaysia Ancam Tarik Investasinya di Myanmar
- Pemerintah Myanmar Sita Hasil Panen Petani Rohingya
- AS Cuma Kecam, Tidak Ada Inisiatif Akhiri Krisis Myanmar
- PBB Akui Pembantaian Sistematis Muslim Rohingya
- Pengungsi Rohingya di Bangladesh Capai 590 Ribu
- Setiap Pekan 12.000 Anak-anak Rohingya Tiba di Kamp Penuh Sesak
- UNICEF Peringatkan Kondisi Buruk Pengungsi Rohingya
- Israel Akui Berperan dalam Genosida Muslim Rohingya
- PBB Sengaja ‘Diamkan’ Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar?
- PBB: Penyiksaan Muslim Rohingya, Mimpi Buruk Kemanusiaan
- Biadab! Orang Buddha Myanmar Halangi Bantuan Rohingya
- Muslim Rohingya Dibantai, Suu Kyi Masih Saja Menipu!
- Tragedi di Myanmar, Genosida Terorganisir terhadap Umat Islam
- Kampret! Mendagri India Usir Muslim Rohingya
- Pembantaian Muslim Myanmar, Contoh Nyata Genosida
- Pengungsi Rohingya Sebut Omongan Suu Kyi Penipuan!
- Serangan atas Muslim Berlanjut, Komandan Militer Myanmar Biadab!
- Forjim Bongkar Penyesatan Opini Kaum Liberal tentang Konflik Rohingya
- Militer Myanmar Sengaja Bakar Desa-desa Muslim Rohingya
- Myanmar Tidak Ijinkan IRC Mengkases Muslim Rohingya
- UNICEF Peringatkan Bahaya Kematian 200 Ribu Anak Rohingya
- Negara-negara Islam Harus ‘Boikot’ Myanmar !!
- Bungkam, Aung San Suu Kyi Dikecam 5 Peraih Nobel Perdamaian
- Militer Myanmar Mulai Serang Masjid-masjid di Rakhine
- Pokok-pokok Pikiran Majelis Nasional KAHMI tentang Masalah Rohingya
- Forum Parlemen Dunia Kutuk Genosida Rohingya, India Marah
- Media Myanmar Sebarkan Berita Bohong Soal Rohingya
- The Telegraph: Militer Myanmar Bantai Muslim
- Tentara Myanmar Tembaki Ratusan Muslim Rohingya, Perempuan dan Anak-anak
- Pengacara Muslim Myanmar Tewas Diteror