Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Maman Abdurrahman Dorong Pembangunan Tenaga Nuklir di Kalbar

Maman Abdurrahman Dorong Pembangunan Tenaga Nuklir di Kalbar
* Kunker Maman Abdurrahman di Kalbar. (Foto: Dok Pribadi)

Jakarta, Obsessionnews.com – Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman terus mendorong agar pemerintah segera membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalimatan Barat (Kalbar). Untuk mengupayakan itu, pihaknya telah memasukan RUU Enerni Baru Terbarukan dalam Prolegnas.

 

Baca juga:

Maman Abdurrahman, Politisi Muda yang Cinta Keluarga

Kontribusi Nyata Maman Abdurrahman untuk Masyarakat di Dapil Kalbar

Maman Abdurrahman Patahkan Stigma Sebagai Politisi Muda di Partai Golkar

Maman Abdurrahman Terapkan Filosofi Hidrokarbon dalam Berpolitik

RUU Minerba Disahkan, Maman Abdurrahman: Demi Kepastian Hukum

 


“Kami Komisi VII sedang memasukkan RUU Energi Baru Terbarukan di Prolegnas. Salah satunya adalah nuklir. Secara geografis, Kalbar cukup memenuhi syarat,” kata Maman kepada Mens Obsession saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.

Politisi Golkar ini menyebut di Kabupaten Melawi mempunyai potensi uranium. Jadi, sudah saatnya, pihaknya mendorong pemerintah pusat membangun PLTN. Dengan dibangunnya PLTN kata dia, akan berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat.

“PLTN merupakan proyek prestisisus yang cukup tepat untuk menyelesaikan permasalahan kelangkaan listrik yang selama ini tak kunjung selesai, nuklir adalah energi yang ramah lingkungan dan satu butir produk nuklir bisa bermanfaat sejuta kali,” jelasnya.

Diketahui, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah memulai studi kelayakan PLTN skala komersial di Kalbar.

Siryana, Kepala Bidang Kajian Infrastruktur Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir Batan, mengatakan bahwa studi kelayakan terdiri atas studi tapak (lokasi) dan nontapak yang meliputi aspek kelistrikan, ekonomi dan keuangan, manajemen, proses bisnis, pemilihan teknologi, serta benefit cost analysis.

“Mei ini (studi kelayakan) sudah jalan,” ujar Siryana.

Untuk melaksanakan studi kelayakan tersebut, Batan bekerja sama dengan beberapa instansi antara lain Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketengalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (P3TEK) Kementerian ESDM, BPPT, dan Universitas Gadja Mada.

Menurut Siryana, studi kelayakan untuk nontapak diperkirakan akan selesai tahun ini, sementara studi tapak ditargetkan akan rampung pada 2021.

“Studi tapak itu dari aspek geologi, tsunami, kegempaan, hingga ketersediaan air akan distudi jadi perlu waktu yang cukup lama,” katanya.

Adapun studi kelayakan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan pemerintah kepada Batan sebagai koordinator program prioritas riset nasional (PRN) di bidang energi. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.