Kamis, 2 Mei 24

Ini Profil Thein Sein Presiden Transisi Myanmar

Ini Profil Thein Sein Presiden Transisi Myanmar

Jakarta, Obsessionnews – Kepemimpinan Thein Sein dari Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP) sejak tahun 2011, menjadi penanda transisi pemerintahan Myanmar dari militer menuju sipil. Namun, banyak peristiwa yang justru membuat masyarakat internasional melontarkan kritik.

Karir militer Thein yang lahir 20 April 1945 di Ngapudaw, Kyonku, terus meroket pasca lulus dari Universitas Komando dan Staf umum pada 1989. Sempat jadi komandan untuk sejumlah unit militer di seluruh Myanmar, pada 1992 dan 1995 dia menjadi perwira staf umum di Kantor Departemen Pertahanan. Kemudian, pada 1997, Thien dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal serta memimpin unit militer di negara bagian Shan.

Tahun 2001, dia kembali ke Departemen Pertahanan dan menjabat sebagai ajudan Jenderal Tentara. Ini, menjadi penanda masuknya Thein ke dalam pemerintahan.

Pada 2003, dia ditunjuk menjadi sekertaris kedua Dewan Keamanan Negara dan Pengembangan yang berada di bawah komando rezim junta militer hingga mendapat pangkat Jenderal penuh. Sempat juga dia menjadi Perdana Menteri sementara untuk pemerintahan itu setelah PM Soe Win meninggal lantaran leukemia.

Pada tahun 2008, saat bencana Siklon Nargis menghantam Myanmar, Thein menjadi pimpinan Komite Pusat Persiapan Bencana Nasional yang dibentuk pemerintah setempat. Namun, komunitas internasional justru mengkritiknya karena diduga memblokir bantuan yang datang.

Menjelang pemilu tahun 2010, Thein mundur dari jabatannya di militer untuk maju sebagai presiden dari kalangan sipil menggunakan USDP sebagai kendaraan politiknya. Hasilnya, 75 persen suara dikantongi hingga memicu kecurigaan bahwa telah terjadi kecurangan. Meski begitu, pemerintah junta militer malah menyatakan kalau pemilu ini merupakan tonggak transisi dari militer ke sipil menuju alam demokrasi.

Sayang, pada pemilu sela tahun 2012, USDP tak menghasilkan apa-apa. Sedangkan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi justru menang telak dengan merebut 43 kursi dari 46 kursi parlemen yang diperebutkan.

Meski NLD keluar sebagai pemenang, Thein masih duduk sebagai Presiden Myanmar. Namun, parlemen dikuasai kubu Suu.

Menjelang pemilu tahun 2015 hingga dilaksanakan pada hari ini, Minggu (8/11), umat Muslim Rohingya masih mendapat diskriminasi. Bukan cuma kudu meregang nyawa atau menjadi manusia perahu mengarungi lautan Asia Tenggara hingga sebagian dari mereka singgah di Indonesia, sejumlah kandidat Muslim juga disingkirkan dari kancah politik. Terlebih, ketika organisasi ultranasional Budha, Ma Ba Tha menyerukan sentimen anti Islam.

Kalau pemilu kali ini dimenangi USDP, bisa saja Thein Sein ditunjuk menjadi presiden untuk periode lima tahun ke depan meski dia sudah menyatakan tak maju mencalonkan diri.(Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.