Oleh: Hermawan Aksan, penulis, tinggal di Bandung
Tentu saja saya sepakat Bambang Tri dijadikan tersangka dalam kaitan dengan buku Jokowi Undercover yang ditulisnya. Saya belum membaca bukunya, tapi pernah membaca cuplikannya dan tulisannya memang berantakan.
Frans Magnis menggarisbawahi bahwa tuduhan penulis yang menyebut Presiden memiliki keluarga yang terkait dengan PKI itu “sangat kotor”.
Juru bicara Mabes Polri, Brigjen Rikwanto, menilai isi buku Jokowi Undercover “tendensius” dan “luar biasa bohongnya”.
Namun ketika pihak polisi bilang sedang menyelidiki kemungkinan ada orang di belakang Bambang dengan alasan tidak percaya Bambang bisa menulis bagus karena hanya lulusan SMA, saya tidak sepakat.
Buat polisi, lakukanlah penyelidikan dengan alasan isi bukunya memang tidak layak, tanpa menyebut latar belakang pendidikan.
Terlalu sederhana menghubungkan ijazah dengan kemampuan menulis buku.
Dari pengalaman menyunting sekitar 40 buku, saya bisa mengatakan bahwa banyak orang bergelar doktor pun tulisannya acakadut.
Sebaliknya, banyak orang yang tidak berijazah bisa menulis dengan sangat baik. Salah satu contohnya Ajip Rosidi. (*)