
Oleh H. Ahmad Farial, Ketua Dewan Organisasi Syarikat Islam
Pengantar Redaksi: Ketua Dewan Organisasi Syarikat Islam (SI) H. Ahmad Farial (AF) menyampaikan pidato di acara SI di Jambi beberapa waktu lalu. Di acara itu Farial mengungkapkan hebatnya perjuangan SI menyongsong kemerdekaan bangsa, dan gigihnya perjuangan SI menentang kolonialisme Belanda. Berikut ini kami tampilkan pidato Farial yang berjudul “Berbicara Indonesia Adalah Berbicara Syarikat Islam”.
Yang paling penting dalam Syarikat Islam ialah sifat kerakyatan dan keradikalannya, lebih-lebih karena tertuju ke arah kemerdekaan bangsa, bebas dari penjajahan kolonial.
(Ki Hadjar Dewantara dalam Amelz, 1952, 30)
Hadirin dan hadirat, saudara-saudara Kaum Si se-Jambi yang saya banggakan.
Judul pidato saya hari ini saya ambil dari penggalan tulisan Ki Hadjar Dewantara dalam buku H.O.S. Tjojroaminoto Hidup dan Perjuangannya, Jakarta, 1952).
Penggalan tulisan itu saya kutip untuk menyegarkan kembali ingatan kita semua akan hebatnya perjuangan Syarikat Islam menyongsong kemerdekaan bangsa, dan gigihnya perjuangan Syarikat Islam menentang kolonialisme Belanda.
Tidak salah jika tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), Alimin, menyebut ketua kita, Yang Utama Tjokroaminoto sebagai pemimpin yang revolusioner dan antiinperialisne.
Melanjutkan kesaksiannya tentang Syarikat Islam, Ki Hadjar menulis:”Patut diingati di sini bahwa banyak orang yang tidak beragama Islam (seperti E.F. E. Douwes Dekker) memberi bantuannya kepada Syarikat Islam. Karena bagi mereka yang penting dalam Syarikat Islam ialah sifat kerakyatannya dan keradikalannya, lebih-lebih karena tertuju ke arah kemerdekaan Nusa dan Bangsa dari penjajahan kolonial.”
Mungkin banyak Saudara yang belum mengetahui bahwa penulis karangan ini (Ki Hadjar Dewantara —AF), sebelum terjun ke dalam Indische Partij pada tahun 1913, termasuk dalam golongan yang meninggalkan Boedi Oetomo karena terrarik oleh aksi dan pribadi almarhum Tjokroaminoto. Bahkan duduk dalam pimpinan Syarikat Islam Cabang Bandung bersama-sama dengan Saudara Abdul Muis, Sutan Muhammad Zain.
Dengan dukungan luas dari rakyat, tidak heran jika dalam waktu satu setengah tahun sejak dibentuknya Syarikat Islam sebagai kelanjutan dari Syarikat Dagang Islam (SDI), SI sudah memiliki anggota setengah juta orang.
Dengan uraian di atas, saya hendak menggarisbawahi pendapat Haji Agus Salim bahwa pergerakan Syarikat Islam itulah yang menjadi benih asli pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu berbicara tentang Indonesia, bagi kita Kaum Syarikat Islam adalah berbicara tentang Syarikat Islam.
Jangan juga kita pernah lupa Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, adalah kader Syarikat Islam, murid Tjokroaminoto.
Tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara pun merupakan aktivis dan
pemimpin Syarikat Islam Cabang Bandung.
Kita harus bangga menjadi kader Syarikat Islam. Berbicara Indonesia adalah
berbicara Syarikat Islam.
Billahi Fii Sabililhaq
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jambi, Muharram 1445/Agustus 2023