Sabtu, 27 April 24

Anggota DPD RI, Emma Yohanna

Anggota DPD RI, Emma Yohanna
* Anggota DPD RI, Emma Yohanna.

Kiprah politik Perempuan Minang ini terbukti membuahkan kepercayaan dari masyarakat nagari. Terpilih selama dua periode berturut-turut, dia terus meningkatkan akses pendidikan dan perlindungan anak dari narkoba.

Bagi Emma Yohanna menduduki kursi senat selama dua periode adalah amanah. Dari dua kali Pemilihan Legislatif (Pileg), dia banyak mendulang suara. Pada Pileg 2014-2019 lalu, dia meraih 314.053 suara. Jumlahnya memang bukanlah ukuran prestasi yang sesungguhnya. Tapi paling tidak, itu menjadi indikator bahwa kinerja dan dedikasi perempuan kelahiran 22 Januari 1955 ini dipercaya masyarakat Sumbar.

Kini, Emma duduk di bangku Komite III DPD yang mempunyai lingkup tugas untuk membuat rancangan undang-undang. Berkaitan dengan pendidikan, agama, kesehatan, tenaga kerja, pemuda dan olahraga, perempuan dan anak, ekonomi kreatif, sosial, perbukuan, dan sosial. Saat ini, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia tengah membahas usul inisiatif Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ketahanan Keluarga.

“Jika RUU ini disahkan menjadi UU, harus ada sanksi yang tegas, di sinilah peran pemerintah dalam pelaksanaan UU tersebut,” Emma menerangkan dengan serius.

Senator asal Sumatera Barat itu menyoroti selama ini penanganan persoalan keluarga ditangani oleh berbagai kementerian dan lembaga, sehingga tidak fokus dalam penanganan masalah keluarga.

Dia menambahkan kelahiran UU Ketahanan Keluarga sangat penting, mengingat keluarga adalah landasan dalam kehidupan beragama, ekonomi, dan pendidikan serta bidang lainnya. Pencegahan dan perlindungan keluarga melalui UU ini dilandasi semangat pencegahan dan perlindungan keluarga Indonesia sebagai pondasi ketahanan dan peradaban bangsa.

“Kelahiran UU Ketahanan Keluarga sangat dibutuhkan, karena merupakan benteng terakhir dalam menghadapi persoalan yang dihadapi saat ini. Terutama masalah pemakaian narkoba, seks bebas,dan LBGT,” jelas Emma yang sempat ‘menggeruduk’ kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat (BNNP Sumbar). Dalam kunjungannya, Emma mendapat data yang membuktikan bahwa peredaran narkoba di daerah tersebut sudah masuk hingga ke pelosok-pelosok kabupaten/kota di Indonesia.

Dia juga concern terhadap dunia seni. Bulan Juli lalu dia mengantarkan anak-anak muda mengikuti Folklore Festival di kota Zagreb, Croatia. Menurut Emma, kegiatan seperti ini di samping mengembangkan bakat anak-anak, juga menanamkan pemahaman tentang tanggung jawab.

Kinerja dan totalitas sosok ibu empat putra ini banyak diapresiasi, salah satunya menjadi satu dari sepuluh tokoh masyarakat penerima pin emas yang diberikan oleh wali kota Padang masa pemerintahan Fauzi Bahar. Perempuan kelahiran 22 Januari 1955 ini juga mengemban sejumlah jabatan penting, antara lain Ketua Majelis Taklim Indonesia (MTI) Sumbar untuk periode 2016-2020, ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), presidium KAHMI Sumbar, dan Ketua IWAPI Sumbar. (Naskah: Silvy, Foto Dok Pribadi)

Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Women’s Obsession edisi Agustus 2017.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.