Sabtu, 27 April 24

Abdul Somad Sebut Tahlilan Ada Sejak Tabi’in

Abdul Somad Sebut Tahlilan Ada Sejak Tabi’in
* Ustaz Abdul Somad. (foto: id wikipedia)

Jakarta, Obsessionnews.comTahlilan sudah menjadi tradisi umat Islam di Indonesia ketika ada keluarga yang tertimpa musibah, seperti meninggal. Namun tahu kah anda asal-usul tahlilan dan bagaimana posisi hukumnya dalam syariat Islam? Untuk lebih jelasnya, yuk kita bedah lebih dalam soal tahlillan ini.

Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube, Ustaz Abdul Somad menguraikan secara cukup jelas persoalan ini. Ustadz yang akrab disapa UAS ini awalnya ditanya seorang jamaah, apakah tahlilan dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu memetik tali yang dia simpul dua ribu simpul, barulah setelah itu ia tidur malam..subhanallah, subhanallah. Itu tidak pernah dilakukan Nabi. Jadi jangan pertanyaannya pernahkah itu dilakukan Nabi?” ujar UAS mengawali penuturannya.

Ia kemudian menegaskan dengan riwayat sahabat Nabi lainnya, Abdurrahman bin Auf. Menurut UAS, Abdurrahman bin Auf setiap masuk rumah selalu membaca Ayat Kursy di empat pojok rumahnya. Hal tersebut tidak pernah dilakukan Nabi. Riwayat ini terdapat dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala yang ditulis Imam Adz-Dzahabi.

Terkait tahlilan, tradisi 7 hari, 40 hari, membuat kenduri, berbagi makanan, dan mengirim doa, semuanya tidak dilakukan Nabi dan sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, maupun Ali.

“Tapi ada dalam fatwa tabi’in (zaman setelah Rasulullah dan sahabat) Namanya Imam Atho’. Kata Imam Atho’ ulama dari kalangan tabi’in, orang yang meninggal dunia maka ia diuji di kuburnya selama tujuh (atau) empat puluh hari, maka dianjurkan bersedekah dan berkirim doa,” kata UAS.

Dalam kajiannya itu UAS menambahkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya seseorang yang ibunya meninggal, ‘Apakah aku boleh bersedekah untuknya?’ Nabi menjawab, ‘bersedekahlah’. Lalu Nabi kembali ditanya, ‘Sedekah apa yang paling autama?’, Nabi menjawab, ‘sedekah memberi air minum’.

Kendati demikian UAS mengingatkan, jangan sampai gara-gara tradisi ini orang-orang miskin sampai berutang untuk menggelar kenduri tahlilan. “Sudah jatuh ditimpa tangga, diterkam kucing!” seloroh UAS.

UAS menegaskan, sebaiknya keluarga yang ditinggalkan justru mendapat perhatian dan bantuan. Hal ini merujuk pada hadits Rasulullah, “Ja’far sudah meninggal, maka buatkan makanan untuk keluarganya karena mereka sedang susah”.

“Tapi bagi yang kaya dan ia mau bersedekah, silakan!” jelas UAS. (Fath)

Related posts

1 Comment

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.