Selasa, 30 April 24

Usakti Raih Prestasi Gemilang di Usia 58 Tahun

Usakti Raih Prestasi Gemilang di Usia 58 Tahun
* Rektor Universitas Trisakti (Usakti) Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA. (Foto: Tanto/Obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Di usianya yang ke-58, Universitas Trisakti (Usakti) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, mencapai prestasi gemilang di tingkat global. Sebanyak tujuh program studi di universitas ini berhasil meraih akreditasi internasional, menandakan keunggulan dan kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Usakti kini dapat berbangga hati karena meraih Akreditasi Internasional Foundation for Business Administration Accreditation (FIBAA) dengan berlaku selama 5 tahun ke depan. Sementara itu, Teknik Industri dan Teknik Lingkungan memperoleh akreditasi general dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE). Adapun Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Perminyakan, dan Teknik Pertambangan berhasil meraih akreditasi profesional IABEE.

”Empat program studi mendapatkan sertifikasi internasional dari ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA), yakni Program Sarjana Hukum, Ekonomi Pembangunan, Arsitektur, dan Teknik Lingkungan,” ujar Prof. Kadarsah dikutip dari majalah Men’s Obsession, Selasa (5/12/2023).

Prof. Kadarsah menyampaikan bahwa meraih akreditasi internasional memiliki dampak positif signifikan, seperti peningkatan branding dan reputasi Usakti. Hal ini membuat universitas semakin dikenal dan dihormati oleh masyarakat, meningkatkan kepercayaan diri, dan memberikan kebanggaan bagi civitas akademika. Selain itu, feedback dari FIBAA juga dijadikan dasar untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan ke depan.

Dalam 2,5 tahun kepemimpinan Prof. Kadarsah, Usakti berhasil melahirkan tujuh Guru Besar, mengukuhkan dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap universitas. Banyak dosen yang mendapatkan proyek internasional, termasuk dari Erasmus di Eropa, dan diundang sebagai dosen tamu di perguruan tinggi luar negeri. Dukungan dari alumni juga signifikan, baik dalam bentuk sumbangan peralatan praktikum maupun memberikan kesempatan magang kepada mahasiswa.

Prestasi mahasiswa Usakti juga menggembirakan, dengan perolehan 185 medali hingga November 2023, termasuk 29 medali tingkat internasional. Prof. Kadarsah mengungkapkan rasa bersyukur atas kerja keras seluruh elemen universitas, dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga dukungan berbagai pihak.

Di bidang akademik dan non-akademik, Usakti meraih banyak pencapaian membanggakan pada tahun 2023. Dalam GreenMetric, universitas ini naik ke peringkat 56, menunjukkan komitmen pada keberlanjutan dan lingkungan. Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka juga sukses dijalankan, dengan berbagai kegiatan seperti pertukaran pelajar, magang industri, dan Green Technopreneurship.

Meskipun berhasil, Prof. Kadarsah menyadari ada beberapa kendala, seperti minimnya mahasiswa yang mendapatkan kesempatan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) dan kurangnya industri di Indonesia yang memiliki research and development (R&D). Namun, harapannya adalah dapat terus meningkatkan kolaborasi dengan industri untuk mendukung kegiatan matching fund.

Dengan harapan agar civitas akademika Usakti terus memberikan kontribusi positif, Prof. Kadarsah menutup pembicaraannya dengan mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan, bukan hanya terkait lingkungan, tetapi juga pangan, energi, air, dan kehidupan. Usakti berkomitmen untuk terus berinovasi dan berprestasi demi masa depan pendidikan dan masyarakat.

Usakti juga telah meluncurkan program inovatif bernama Green Techno Sosiopreneur, sebuah konsep model bisnis yang menggabungkan pencapaian keuntungan ekonomi, pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Usakti, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya universitas untuk menggabungkan aspek bisnis dan lingkungan demi menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Wirausaha konvensional seringkali hanya fokus pada aspek ekonomi dan pencapaian finansial, tetapi Usakti berkomitmen untuk menggabungkan konsep green economy ke dalam program-programnya. Beberapa inisiatif yang telah dijalankan melibatkan mahasiswa, seperti College Preneur, Inkubator Bisnis, Pusat Inovasi, dan Kajian Entrepreneur. Usakti bekerja sama dengan lembaga internasional Wadhwani Foundation untuk mengembangkan keterampilan dan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa.

Salah satu inovasi yang dibanggakan oleh Prof. Kadarsah adalah Reverse Vending Machine (RVM) Si-Mantan. Mesin ini bukan hanya menjadi alat pemilah sampah, tetapi juga mencacah kemasan botol plastik sesuai kebutuhan industri. Program inovatif ini didanai oleh Program Kedaireka-Matching Fund bersama Bank Negara Indonesia (BNI) 46. RVM Si-Mantan, sebagai contoh teknologi tepat guna berwawasan lingkungan, dapat mendeteksi jenis bahan baku plastik kemasan dan memberikan kontribusi positif terhadap industri daur ulang.

Penelitian ini dilakukan dengan bermitra dengan Plasticpay, yang memiliki lebih dari 500 drop box. Usakti tidak hanya berhenti pada tahap penelitian, tetapi juga mencakup hilirisasi atau komersialisasi produk cacahan plastik. Melalui Pusat Inkubator Bisnis Usakti, lima kelompok masyarakat penerima manfaat diharapkan dapat menjadikan produk turunan berbahan baku limbah plastik dan bahkan memenuhi kebutuhan ekspor, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka recycle rate limbah plastik.

Usakti juga telah melahirkan banyak startup inovatif, termasuk mini plant budidaya maggot. Maggot, yang dapat digunakan untuk mengolah limbah pertanian, limbah makanan, dan kotoran hewan menjadi nutrisi bernilai, membantu mengurangi pembuangan limbah organik. Pada tahun 2022, Usakti menyerahkan mini plant budidaya maggot dan alat pencacah organik kepada Dinas Sosial DKI Jakarta sebagai kontribusi melalui program Matching Fund Kedaireka Kemendikbudristek RI.

Prof. Kadarsah menyatakan harapannya bahwa upaya yang dilakukan oleh Usakti dapat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), teknologi, dan kemaslahatan publik. Dia mengajak para mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang menghasilkan karya luar biasa yang memberikan manfaat bagi banyak orang, sehingga dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.