Tumbuhkan Wirausaha IKM, Kemenperin Galakkan Program Santripreneur

Tumbuhkan Wirausaha IKM, Kemenperin Galakkan Program Santripreneur

Jakarta, Obsessionnews.com - Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda Indonesia, tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk melahirkan wirausaha baru. Di tengah pandemi Covid-19 pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) justru semakin aktif menumbuhkan wirausaha baru (WUB) khususnya di sektor industri kecil menengah (IKM).

Baca juga:

Perusahaan Kamera Kodak Ditutup, Ganti Jualan Obat Corona

Pandemi Covid-19 Harus Dijadikan Momentum untuk Percepat Transformasi Digital

Kemenperin Berkomitmen Terus Cetak Wirausaha Muda di Industri Kriya dan Fesyen

Gati Wibawaningsih Ungkap Kunci Sukses Berbisnis  

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, langkah strategis yang dijalankan antara lain adalah melalui pelaksanaan kembali program Santripreneur.

“Kami terus menggalakkan program Santripreneur ini, karena melihat potensi besar dari pesantren dan para santrinya,” tutur Gati di Jakarta seperti dikutip obsessionnews.com dari keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).

Berdasarkan data Kementerian Agama sampai Agustus 2019, di Indonesia terdapat sebanyak 28.194 pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di seluruh provinsi dengan total lebih dari 4,2 juta santri. Dari total 28.194 ponpes, sekitar 23.331 ponpes (80%) di antaranya tersebar di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.

Halaman selanjutnya

Oleh karena itu Kemenperin melanjutkan penyelenggaraan kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan WUB dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitasi mesin dan peralatan. Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19, seremoni pembukaan dilakukan secara daring.

Tahun ini program Santripreneur menyasar sejumlah ponpes yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak.

“Kegiatan fasilitasi mesin dan peralatan ini dijalankan di Ponpes Bahrul Maghfiroh, Ponpes An Nur II Al Mutadlo, Ponpes Al Iman, Ponpes Nuril Anwar, Ponpes Azzahro’, Ponpes Al Minhaj, Ponpes Askhabul Kahfi, dan Ponpes Sholihiyyah,” sebut Gati.

Fasilitasi mesin dan peralatan produksi diberikan kepada IKM bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca. Juga konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, kosmetik dan homecare, serta paving block.

Halaman selanjutnya

Sebelumnya kegiatan serupa telah dilakukan di enam pesantren, yakni Ponpes Fathul Ulum Kabupaten Jombang dengan kegiatan fasilitasi mesin dan peralatan konveksi. Kemudian Ponpes Sidogiri Kabupaten Pasuruan dengan kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan, serta fasilitasi mesin dan peralatan homecare dan kosmetik.

Berikutnya Ponpes Assalaffiyyah Mlangi Sleman dengan kegiatan fasilitasi mesin dan peralatan konveksi. Kemudian Ponpes Al-Imdad Kabupaten Bantul dengan kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan serta fasilitasi mesin dan peralatan pengolahan sampah plastik.

Selanjutnya Ponpes Darul Huffazhal Al- Matin Kabupaten Sukabumi dengan kegiatan workshop online manajemen WUB santri, serta fasilitasi mesin dan peralatan konveksi. Kemudian Ponpes Modern As Salam 2 dengan kegiatan workshop online manajemen WUB santri serta fasilitasi mesin dan peralatan konveksi.

“Fasilitasi mesin dan peralatan produksi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru pada pondok pesantren,” ungkap Gati. (arh)