Pemprov DKI Siapkan Bank Cerita untuk Wujudkan Jakarta Kota Sinema

Pemprov DKI Siapkan Bank Cerita untuk Wujudkan Jakarta Kota Sinema

Obsessionnews.com - Ambisi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan Jakarta sebagai Kota Sinema kian nyata. Berkolaborasi dengan Yayasan Wahana Edukasi, Pemprov DKI Jakarta menggagas penerbitan buku antologi Mencari Cerita Jakarta Vol. 1 sebagai bank naskah orisinal yang disiapkan untuk memperkuat ekosistem perfilman ibu kota.

Buku ini tak sebatas menghimpun cerita pendek, tetapi dirancang sebagai fondasi naratif yang berangkat dari pengalaman, dinamika sosial, dan keberagaman warga Jakarta. Antologi tersebut diharapkan menjadi sumber gagasan yang dapat dikembangkan lebih lanjut ke berbagai format karya visual dan audiovisual.

Program Mencari Cerita Jakarta berawal dari proses eksplorasi intensif yang melibatkan hampir 50 penulis. Mereka diajak menelusuri kawasan historis Jakarta, seperti Pulau Onrust, Pulau Cipir, Glodok, dan Kota Tua, sekaligus mengamati ruang-ruang urban modern seperti SCBD dan Blok M.

Para peserta juga mendapatkan pembekalan penulisan naskah film dari sejumlah sineas, antara lain Gina S. Noer, Salman Aristo, dan Arif Ashidiq. Dari proses tersebut, karya-karya terpilih kemudian melalui tahap kurasi ketat sebelum dihimpun dalam bentuk antologi.

Jakarta sebagai Sumber Cerita

Peluncuran antologi ini menegaskan satu gagasan utama, yakni Jakarta tidak hanya menjadi lokasi produksi, tetapi juga sumber cerita. Keragaman latar sosial, budaya, dan pengalaman warganya menghadirkan kisah-kisah yang otentik dan relevan untuk dikembangkan dalam industri perfilman nasional.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan, program ini berjalan seiring dengan inisiatif Pemprov DKI Jakarta bertajuk Filming in Jakarta.

“Mencari Cerita Jakarta sejalan dengan Filming in Jakarta sebagai layanan satu pintu untuk mempermudah perizinan dan kebutuhan produksi. Jika Filming in Jakarta menyediakan infrastruktur, maka Mencari Cerita Jakarta menghadirkan gagasan kreatif yang lahir dari pengalaman warganya,” ujar Rano Karno saat peluncuran awal buku tersebut di Taman Ismail Marzuki, belum lama ini.

Menurutnya, kehadiran kedua program itu diharapkan membentuk ekosistem kreatif yang lebih utuh, mulai dari lahirnya ide, proses produksi, hingga penguatan identitas Jakarta melalui karya film.

Mendorong Storynomics Jakarta

Direktur Utama Jakarta Experience Board Yunn Bali Mohammad Yusuf menilai antologi ini memperlihatkan potensi Jakarta sebagai sumber cerita yang kaya dan autentik.

“Melalui Filming in Jakarta, kami memfasilitasi seluruh aspek produksi film dalam satu platform. Harapannya, cerita-cerita dalam buku ini dapat diadaptasi menjadi film sekaligus menjadi bagian dari katalog cerita Jakarta yang dapat diakses dan dikembangkan,” katanya.

Sementara itu, Program Director Mencari Cerita Jakarta Orchida Ramadhania menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan mendorong storynomics Jakarta, yakni pengembangan ekonomi kota berbasis kekuatan narasi.

“Program ini memberi ruang bagi penulis untuk mengeksplorasi Jakarta dari berbagai perspektif, tidak hanya lanskap kota, tetapi juga realitas sosial dan jiwa masyarakatnya,” ujarnya.

Produser sekaligus Ketua Yayasan Wahana Edukasi Salman Aristo menggarisbawahi pentingnya cerita yang lahir dari pengalaman manusia di Jakarta.

“Program ini bukan hanya melahirkan penulis baru, tetapi juga membuka ruang bagi cerita-cerita Jakarta yang sebelumnya jarang terdengar. Antologi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penguatan Jakarta sebagai Kota Sinema,” tuturnya.

Antologi Mencari Cerita Jakarta Vol. 1 memuat rangkaian cerita pendek yang merekam Jakarta dari sudut pandang yang jarang tampil di layar, mulai dari peristiwa kecil di ruang publik hingga pencarian identitas di tengah dinamika kota metropolitan.

Menutup rangkaian acara, Rano Karno menyatakan bahwa peluncuran antologi ini menjadi titik awal perjalanan panjang Jakarta sebagai Kota Sinema. “Cerita tidak berhenti di halaman buku. Ia akan menjadi benih gagasan bagi karya-karya visual dan format kreatif lain di masa depan. Selama masih ada manusia yang hidup di dalamnya, Jakarta akan terus bercerita,” pungkasnya. (Gia)