Arief Prasetyo Adi Sosok Penting di Balik Ketahanan Pangan Nasional

Arief Prasetyo Adi Sosok Penting di Balik Ketahanan Pangan Nasional
Obsessionnews.com - Tidak berlebihan untuk menjuluki H. Arief Prasetyo Adi, S.T., M.T sebagai sosok penting penjaga pangan rakyat. Sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, ia mengemban tanggung jawab besar dalam mengatasi masalah pangan, khususnya memastikan ketersediaan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia. Lahir di tengah hutan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 1974, Arief dibesarkan dalam keluarga intelektual yang harmonis. Ayahnya adalah seorang dokter gigi yang pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia, sementara ibunya adalah seorang guru yang religius. "Setiap hari ibu membaca kitab suci Alquran dan selalu mendoakan saya. Jadi, Arief yang ada ini sebenarnya karena doanya ibu," tuturnya dikutip dari majalah Men’s Obsession, Rabu (19/6/2024). Perjalanan pendidikan Arief, mulai dari TK hingga S2, membentang dari Jakarta hingga Yogyakarta, mencerminkan ketekunan dan semangatnya dalam menimba ilmu. Setelah menyelesaikan gelar S2 dalam manajemen konstruksi, ia memulai karirnya sebagai manajemen trainee di sebuah grup usaha ritel. Pada usia 38 tahun, Arief telah dipercaya menduduki jabatan direktur utama di PT Food Station Tjipinang Jaya. Tak lama kemudian, Menteri BUMN Erick Thohir memintanya untuk menjadi direktur utama PT Rajawali Nusantara Indonesia, BUMN yang mengurusi masalah pangan. Kinerjanya yang gemilang akhirnya membawanya dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Pangan Nasional pada 21 Februari 2022. Sejak hari pertama dilantik, Arief sudah memetakan strategi pengendalian distribusi pangan, khususnya beras. Dalam wawancara dengan Men’s Obsession di ruang kerjanya, ia menyoroti pentingnya ketersediaan dan kemandirian pangan. "Pemerintah selalu mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan terburuk dengan memiliki cadangan pangan pemerintah, yang dapat digunakan untuk intervensi dalam situasi harga yang tidak stabil," ujarnya. Arief juga menekankan pentingnya menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh terlalu dalam, sambil memastikan daya beli masyarakat tetap baik. Pemerintah memiliki proyeksi dan sistem peringatan dini untuk memprediksi fluktuasi harga, sehingga dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga. Selain itu, Arief menekankan perlunya perlindungan bagi keluarga penerima manfaat yang rentan, seperti memberikan bantuan beras kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dengan pendekatan yang terperinci dan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar pangan, Arief berkomitmen untuk memastikan ketersediaan pangan yang mencukupi dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam menghadapi krisis beras, Badan Pangan Nasional melakukan beberapa langkah antisipasi, termasuk mencari lokasi yang masih melakukan panen dan memiliki produksi yang lebih besar. "Upaya ini bertujuan untuk memfasilitasi distribusi beras ke pasar-pasar induk seperti Kramat Jati, Cibitung, dan Tangerang. Selain itu, BPN juga mendorong Gerakan Pangan Murah di lebih dari 60 kelurahan di Jakarta," ucapnya. Menjaga keseimbangan harga di tingkat petani dan konsumen merupakan tantangan utama yang dihadapi Badan Pangan Nasional. Arief mengakui bahwa tugas ini sulit namun harus dijalankan bersama sesuai arahan Presiden. "Penyesuaian harga beras sangat bergantung pada faktor agro input seperti harga pupuk, sewa lahan, dan benih," jelasnya. Intervensi pemerintah, baik melalui subsidi, operasi pasar, maupun penegakan hukum, sangat bergantung pada ketersediaan cadangan pangan pemerintah. "Intervensi dilakukan terutama di daerah-daerah rawan pangan dan rentan bencana, serta untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dilakukan dengan mempertimbangkan kontribusi dari berbagai pihak terkait seperti petani dan penggiling padi," tambahnya. Meskipun langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga stabilitas harga beras, Arief mengakui bahwa tantangan tetap ada dalam memperhitungkan berbagai variabel yang mempengaruhi harga. "Badan Pangan Nasional berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan kementerian, lembaga, dan sektor swasta, dalam menjaga ketersediaan dan harga beras yang stabil untuk masyarakat Indonesia," paparnya. Mengakhiri wawancara, Arief memberikan pesan khusus kepada generasi milenial untuk berkontribusi dalam membangun pertanian nasional, mengajak mereka untuk terlibat aktif dalam upaya menciptakan ketahanan pangan bagi masa depan Indonesia. (Poy)