Kinerja Positif Angkat Pertamina ke Peringkat Satu Daftar Fortune Indonesia 100

Jakarta, Obsessionnews.com – PT Pertamina (Persero) menempati posisi puncak dalam daftar Fortune Indonesia 100 tahun 2025. Daftar tersebut berisi 100 perusahaan dengan kinerja keuangan terbaik, berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit.
Fortune Indonesia mencatat, Pertamina meraih peringkat pertama dengan pendapatan tahun 2024 sebesar Rp1.200 triliun, mengungguli perusahaan besar lainnya di Indonesia.
Corporate Secretary PT Pertamina, Arya Dwi Paramita, menyampaikan capaian ini mencerminkan kinerja positif sekaligus kontribusi perusahaan terhadap ketahanan energi nasional. “Apresiasi ini mencerminkan komitmen Pertamina dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang positif, serta menjaga kedaulatan energi di Indonesia,” ujarnya saat menghadiri Fortune Indonesia 100 Gala di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Pertamina melaporkan kinerja operasional yang solid sepanjang paruh pertama 2025. Produksi minyak dan gas (migas) tercatat menembus angka 1 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Perusahaan juga memastikan distribusi energi hingga pelosok Nusantara.
Kontribusi Pertamina terhadap perekonomian nasional tercermin dari setoran ke negara sebesar Rp225,6 triliun yang berasal dari dividen, pajak, dan penerimaan bukan pajak. “Kontribusi Pertamina untuk Indonesia merupakan wujud nyata dari komitmen untuk mendukung tercapainya swasembada energi sesuai Asta Cita Pemerintah Indonesia,” lanjut Arya.
Selain itu, daftar Fortune Indonesia 100 tahun ini menunjukkan dominasi perusahaan energi, telekomunikasi, dan perbankan dalam menopang perekonomian nasional. COO IDN, William Utomo, selaku penyelenggara, menyebut daftar tersebut telah menjadi tolok ukur penting bagi dunia usaha. “Di Fortune Indonesia, kami telah menghadirkan daftar Fortune 100 selama empat tahun terakhir. Daftar ini telah menjadi tolok ukur pencapaian korporasi di negeri ini,” ujarnya.
Dengan pencapaian ini, Pertamina memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi nasional sekaligus kontributor utama bagi penerimaan negara, di tengah tantangan global sektor energi. (IwanLubis)