Malaysia Melarang Pedagang Minuman Pakai Akuarium Kaca

Akuarium untuk ikan, bukan untuk minuman. Malaysia memperingatkan para pedagang yang menjual minuman agar tidak ditayangkan di akuarium ikan dari kaca karena tidak aman dan tempat ikan tersebut bukan tempat untuk minuman. Tren yang meningkat dari beberapa penjual yang menjual minuman dalam tangki akuarium, lengkap dengan pompa filter plastik, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Malaysia, dengan Kementerian Kesehatan membunyikan peringatan bahwa praktik semacam itu tidak aman. Tren tersebut diyakini telah dimulai pada Maret, ketika beberapa penjual terlihat menjual minuman dalam wadah mirip akuarium di bazaar Ramadan sebagai bagian dari tipu muslihat untuk menarik pelanggan. Namun, wadah seperti itu biasanya terbuat dari kaca, akrilik, atau plastik dan dapat mengandung bahan kimia seperti timbal dan ftalat, yang dapat larut dalam minuman dan mencemari cairan sehingga membahayakan kesehatan. Wakil Menteri Kesehatan Lukanisman Awang Sauni mengatakan kementerian akan mengambil tindakan. “Kami khawatir penggunaan akuarium untuk menjual minuman akan mempengaruhi kualitas atau mencemari minuman, jadi kami akan menyelidiki masalah ini,” kata dia seperti dikutip kantor berita nasional Bernama. Direktur jenderal kementerian Dr Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan, akuarium dibuat khusus untuk memelihara ikan dan tidak cocok untuk menyimpan makanan dan minuman. "Penggunaan akuarium sebagai wadah penjualan makanan dan minuman dilarang dalam Food Regulation 1985,” ujarnya, Jumat, merujuk pada regulasi keamanan pangan. Orang Malaysia telah menyuarakan rasa jijik mereka pada tren tersebut. Muhammad Akram Zulkifle mengatakan di Facebook, bahwa dia tidak ingin minum minuman sama sekali, karena itu mengingatkannya pada "akuarium penuh dengan ikan", sementara Mr Muzammil Jasni dengan bercanda mengatakan penjual seharusnya menambahkan ikan guppy ke dalam dagangan mereka. “Wah, ada filternya! Ok la, semua bakteri telah disaring dan mati, ”kata Mr Gavin Chua sinis di media sosial. (StraitsTimes/Red)