Jumat, 26 April 24

Mudahnya Izin Impor Perlemah Daya Saing Industri Dalam Negeri

Mudahnya Izin Impor Perlemah Daya Saing Industri Dalam Negeri

Jakarta – Selain menyebabkan defisit neraca perdagangan, mudahnya perizinan impor yang menyebabkan banyaknya barang tidak strategis masuk ke Indonesia juga memperlemah daya saing industri dalam negeri.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel saat membuka rapat kerja (Raker) di Kantornya, Jakarta, Selasa (27/1/2015). Untuk menghentikan dampak negatif tersebut, pihaknya merasa perlu untuk menjaga pasar dalam negeri.

“Kita wajib jaga pasar Indonesia, karena ini modal kita dan insentif kita diantara negara Asean. Atur impor yang merugikan, ini bukan berarti saya tidak menolak impor, tapi harus tahu produk yang bisa memberikan nilai tambah bagi negara,” terang dia.

Menurutnya, jika usaha untuk melindungi pasar domestik itu berhasil maka kinerja ekspor akan terdorong dengan sendirinya. “Kalau domestik kuat, ekspor pasti kuat,” ujar dia.

Namun sebaliknya, apabila pemerintah tidak dapat melindungi pasar domestik dan terlalu mudah memberikan izin impor, maka barang – barang dari luar negeri akan dengan mudah masuk dan menyebabkan defisit neraca perdagangan.

Salah satu serbuan yang menonjol saat ini adalah produk – produk garmen bekas yang menurut Rachmat, selain mematikan industri dalam negeri juga dapat membunuh moral bangsa.

“Bagaimana kita akan membangun industri kalau pakaian bekas saja didiamkan masuk. Bukan hanya industri yang mati, tapi moral bangsa Indonesia juga akan mati,” kata dia.

Sebagai informasi, hingga saat ini pakaian bekas dari luar negeri masih banyak yang diperjual belikan secara bebas di beberapa kota – kota besar di Indonesia seperti di Pasar Senen Jakarta dan sebagainya.

Padahal seharusnya industri garmen dalam negeri saja seudah dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Namun sayangnya selama ini industri domestik jarang mendapat kesempatan sehingga ketika berhadapan dengan impor barang bekas mereka mengalami kesulitan untuk tetap bertahan.

“Siap mestinya, cuma karena selama ini enggak ada kesempatan. Ketika dia dihadapkan dengan barang impor ilegal, apalagi pakaian bekas, pasti mati industri itu,” kata Rachmat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/1/2015) lalu. (Kukuh Budiman)

Related posts