Jumat, 26 April 24

Mengharukan! Kisah Chicha Koeswoyo Menjadi Mualaf Setelah Mendengar Azan

Mengharukan! Kisah Chicha Koeswoyo Menjadi Mualaf Setelah Mendengar Azan
* Chicha Koeswoyo dan ibunya. (Foto: FB Chicha Koeswoyo)

MAMAKU PEREMPUAN LUAR BIASA #2

Papa mengurus Mama dengan telaten. Perlahan-lahan kesehatan Mama berangsur-angsur membaik. Tapi sejak peristiwa itu, Mama tidak mau lagi berbicara denganku. Selama ini, Mama dan aku hubungannya sangat dekat. Melihat Mama bersikap seperti itu, aku sedih sekali. Berkali-kali aku mengajak Mama berbicara tapi beliau tidak menyahut sehingga aku memutuskan untuk mengalah dan membiarkannya sendiri. Itu adalah salah satu periode hidup yang paling menyiksa buatku. Tapi mau bagaimana lagi? Aku hanya bisa pasrah dan menunggu perubahan sikap Mama.

Bulan demi bulan berlalu. kami masih belum berkomunikasi satu sama lain. Mama sering meninggalkan rumah. Entah kemana. Aku nggak berani bertanya, takut malahan membuatnya lebih marah. Sudah 3 bulan aku tidak berbicara dengan Mama. Hari-hari yang kuhadapi sering aku isi dengan mengurung diri di kamar sambil membaca sejarah para Nabi. Terutama kisah-kisah Rasullulah yang membuatku semakin mantap menjadi seorang muslim.

BRAK! Tiba-tiba pintu kamar dibuka dengan suara keras. Aku menengok dan terlihat Mama masuk dengan membawa sebuah kotak yang cukup besar. Parasnya dingin dan sulit ditebak apa yang ada di pikirannya.

“Nduk, Mama mau tanya. Kamu harus menjawab dengan tegas!” katanya.

“Iya, Ma,” sahutku dengan suara hampir tak terdengar. Dalam hati aku bersorak karena akhirnya Mama mau berbicara lagi.

“Kamu sudah mantap mau masuk islam?” tanyanya lagi tanpa basa-basi.

“Mantap, Ma. Chicha rasa ini benar-benar panggilan Allah,” jawabku pelan tapi tegas.

“Okay, kalau begitu,” kata Mama lalu dia mengangsurkan kotak yang dibawanya ke tanganku.

Dengan terheran-heran, aku menerima kotak tersebut, “Apa ini, Ma?”

“Nggak usah banyak tanya. Kamu buka aja kotak itu sekarang juga.”

Dengan gerak perlahan, aku membuka kotak tersebut. Masya Allah! Ternyata isinya adalah Kitab Suci Al Quran, mukena, kerudung, buku-buku agama Islam yang lumayan tebalnya. Aku menatap Mama dengan pandangan bertanya.

Mama membalas menatapku dengan tajam, “Kalau kamu ingin menjadi Islam, be a good one!”

Mendengar perkatannya, aku menangis dan menghambur ke pelukan Mama. Mama memeluk aku seerat yang dia bisa. Tangisku makin menjadi-jadi dan membasahi baju Mama di bagian dada.

Setelah tangis mereda, Mama bertanya lagi, “Kamu sudah resmi masuk islam?”

“Chicha udah ngucapin dua kalimat syahadat, Ma.”

“Disaksikan oleh ustad atau Kyai?”

“Nggak sih, Ma. Chicha ngucapin sendiri aja.”

“Berarti kamu belum resmi masuk Islam. Besok Mama akan antar kamu ke Mesjid Al Azhar di Jalan Sisingamangaraja. Mama udah bikin janji dengan Kyai di sana untuk mengislamkan kamu.”

“Huhuhuhuhuhu…” Aku nggak sanggup untuk mengatakan apa-apa kecuali memeluk Mama lagi sambari menangis menggerung-gerung. Setelah perlakuan Mama yang mendiamkan aku selama tiga bulan, siapa sangka Mama akan bersikap begini akhirnya. Mamaku memang luar biasa.

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Related posts

2 Comments

  1. Pingback: Mengharukan! Kisah Chicha Koeswoyo Menjadi Mualaf Setelah Mendengar Azan – Arif Rahman Hakim

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.