Mengharukan! Kisah Chicha Koeswoyo Menjadi Mualaf Setelah Mendengar Azan

Jakarta, Obsessionnews.com – Nomo Koeswoyo anggota grup musik Koes Bersaudara. Grup ini terdiri dari Tony Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo. Popularitas Nomo Koeswoyo melejit di tahun 1960-an di era Orde Lama (Orla) pimpinan Presiden Soekarno atau Bung Karno. Penampilan Koes Bersaudara meniru gaya The Beatles, grup band dari Inggris.

Di saat popularitas Koes Bersaudara bersinar, terjadi ketegangan politik antara Indonesia dengan dunia Barat. Bung Karno mengeluarkan slogan yang terkenal: Amerika kita setrika! Inggris kita linggis!

Konflik Indonesia dengan dunia Barat itu itu berimbas pada Koes Bersaudara. Di era Bung Karno sesuatu yang dianggap kebarat-baratan dilibas! Termasuk Koes Bersaudara menjadi korbannya!

Pada Kamis 1 Juli 1965 sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, Jakarta. Kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul.

Adapun kesalahan Koes Bersaudara adalah karena selalu menyanyikan lagu-lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik “ngak ngek ngok” istilah pemerintahan yang berkuasa saat itu, musik yang cenderung imperialisme pro barat. Pada 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.

Bung Karno jatuh dari kekuasannya pada 1965. Ia digantikan oleh Presiden Soeharto. Era kepemimpinan Soeharto disebut Orde Baru.

Di awal Orde Baru Koes Bersaudara meneruskan aktivitasnya. Namun kemudian Nomo Koeswoyo mengundurkan diri. Selanjutnya kedudukan Nomo sebagai drumer digantikan oleh Murry yang bukan berasal dari keluarga Koeswoyo. Grup kelanjutan Koes Bersaudara ini dinamakan Koes Plus dan dibentuk pada pada tahun 1969.

Halaman selanjutnya