Selasa, 30 April 24

KPK Harus Transparan dalam Membongkar Kasus, agar Marwah KPK Kembali seperti Dahulu

KPK Harus Transparan dalam Membongkar Kasus, agar Marwah KPK Kembali seperti Dahulu
* Ahli Pemberantasan Korupsi yang juga mantan Komisioner KPK Dr Thony Saut Situmorang. (Foto: Kapoy/obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Universitas Paramadina dan Universitas Al Azhar Indonesia menggelar diskusi publik di Auditorium Prof Dr Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023).

Diskusi kali ini mengangkat tema ‘Mengembalikan Marwah KPK sebagai Institusi Penegak Hukum yang Independen Profesional dan Berintegritas’.

Dalam kesempatan tersebut, Ahli Pemberantasan Korupsi Dr Thony Saut Situmorang mengungkapkan, acara diskusi ini Intinya mengevaluasi seperti apa reformasi yang sudah berjalan ini dalam perspektif pemberantasan korupsi.

“Dilihat integritasnya seperti apa, profesionalnya seperti apa, bagaimana mereka (KPK) menjalankan fungsi-fungsinya itu secara transparan,” ujar pria yang akrab disapa Saut ini.

Karena begini, lanjut dia, untuk pemberantasan korupsi yang pertama dilihat transparasi dan akuntabilitas. Jadi prinsip-prinsip pemberantasan korupsi itu sendiri harus dijalankan dengan baik.

“Mau ketemu pemimpin kaya apapun dan UU kaya apapun tidak akan bisa memberantas korupsi kalau prinsip-prinsip itu tidak dijalankan dengan benar,” ucapnya.

Mantan Komisioner KPK ini belum yakin kalau KPK saat ini bisa menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik seperti dahulu.

“Jadi sekali lagi, kita tunggu saja rezim ini selesai, lalu kemudian memilih presiden yang benar,” jelasnya.

Menurut Saut, untuk mengembalikan marwah KPK seperti dahulu yang pertama dia berfikiran adalah Undang-undangnya dikembalikan. Setelah undang-undangnya dikembalikan, walaupun itu sebenarnya tidak ada kemampuan untuk mengembalikan (UU), asal Tone at the top nya jelas.

“Tone at the top adalah Presiden. Eh Lo berhenti, kalau Lo ngak berhenti nanti w pecat,” ucapnya.

“Makanya saya bilang tadi, pilihlah presiden ke depan yang resiko korupsinya rendah. Kita tidak bisa bilang bersih, tapi resiko korupsinya minim,” tambahnya.

Ketika ditanya siapa kira-kira presiden yang mempunyai kriteria dalam kepemimpinanya minim resiko korupsi, dia sedikit bicara, dan hanya menjawab Anies Baswedan.

“Tadi sudah saya katakan, pak Anies,” ucapnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.