Jakarta, Obsessionnews – Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Kejagung) masih mendalami dan menanganani kasus dugaan korupsi rekening gendut kepala daerah termasuk Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam. Namun, sampai saat ini kasus tersebut belum menemui titik terang.
“Nur Alam masih pendalaman, tunggulah, saya sudah panggil timnya, dia (tim) masih mencari alat bukti untuk memperkuat,” ujar Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Maruli Hutagalung di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (12/6/2015).
Ditanya mengenai tim penyelidik yang dikirim ke Hongkong guna menelusuri perusahaan tambang Richcorp International Limited yang diduga menjadi sumber dana di rekening Nur Alam, Maruli enggan membeberkan.
“Kita membuat pertanyaan lalu dikirim ke Hongkong untuk mendapatkan jawaban, sudah ada jawabannya, nanti saja kita lihat. Jadi masih didalami,” tutupnya.
Dalam kasus ini, Penyidik pidana khusus Kejaksaan Agung tengah menyelidiki dugaan rekening gendut terhadap delapan nama kepala daerah di Indonesia. Penyelidikan ini berdasarkan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang transaksi keuangan melalui rekening mencurigakan. Versi kejaksaan, dari delapan transaksi itu, hanya satu yang diduga melibatkan kepala daerah yakni Nur Alam.
Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf menyerahkan Laporan Hasil Analisis (LHA) PPATK ke Jaksa Agung HM Prasteyo. LHA yang diserahkan merupakan dugaan kasus tindak pidana korupsi yang diduga melibatkan salah satu orang hebat di Indonesia. Namun, PPATK enggan membocorkan siapa orang yang dimaksud.
Dia menegaskan total LHA yang diserahkan ada 10. Dari laporan tersebut diduga akan menghasilkan penyelidikan kasus tindak pidana korupsi. PPATK juga pernah meLaporkan hasil analisis 10 kepala daerah terdiri atas gubernur dan bupati itu disetorkan ke Kejaksaan pada akhir 2012. Dari informasi yang beredar salah satu nama yang dilaporkan memiliki rekening gendut adalah Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam. (Purnomo)
