Sabtu, 10 Juni 23

Guru dan Siswa Harus Bisa Jadi Penggiat Anti Narkotika

Guru dan Siswa Harus Bisa Jadi Penggiat Anti Narkotika
* Acara bimbingan teknik (bimtek) penggiat anti narkoba bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)  di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (15/8/2019). (Foto: BNN)

Pontianak, Obsessionnews.com – Dewasa ini ini banyak siswa dan mahasiswa menjadi korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Fakta ini menimbulkan keresahan pada masyarakat.

Bagi dunia pendidikan di Indonesia, tentu saja persoalan ini harus menjadi atensi yang serius. Jika tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka hal itu dikhawatirkan menghancurkan  dunia pendidikan. Oleh karena itulah, peran serta para guru dan siswa harus lebih maksimal, yaitu dengan menjadi penggiat anti narkoba.

 

Baca juga:

Dosen dan Mahasiswa di Kalbar Jadi Penggiat Anti Narkoba

Ini Deretan Anggota Srimulat yang Terjaring Narkoba

20 Tahun Konsumsi Narkoba, Nunung Selalu Menolak Dinasihati

 

Hal itu diungkapkan Prof Dr Thamrin Usman, DEA, penggiat anti narkoba yang juga merupakan Artipena Kalimantan Barat (Kalbar), dalam acara bimbingan teknik (bimtek) penggiat anti narkoba bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)  di Pontianak, Kalbar, Kamis (15/8/2019).

Karena ancaman narkoba telah  menyasar ke kalangan pelajar dan mahasiswa, maka diperlukan kerja sama antara pelajar, guru dan juga Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk bisa mencegah ancaman tersebut.

Thamrin juga menyebutkan pilar utama pembangunan SDM sebagai penggiat anti narkoba adalah sistem pendidikan, character building, soft skill, juga peran pendidikan tinggi dalam pencegahan narkoba, dan program edukasi dengan seluruh elemen/stakeholder pendidikan tinggi.

“Maka untuk bisa mengentaskan bahaya atau ancaman narkoba di dunia pendidikan diperlukan komitmen guru dan siswa serta BNN,” tandasnya.

Dikutip obsessionnews.com dari siaran pers, Kamis, dalam kesempatan tersebut pernyataan serupa juga diungkapkan oleh psikolog Dr Fitri Sukmawati. Ia menuturkan, untuk bisa menjadikan lingkungan yang terbebas dari narkotika semuanya berawal dari diri sendiri untuk bisa berprilaku hidup sehat, jujur serta memiliki kepedulian terhadap ancaman bahaya narkotika. Melalui sumber daya yang telah dibina dengan bekal khusus, maka tidaklah mungkin bahaya narkotika terhadap dunia pendidikan akan mampu dientaskan.

“Jadilah pribadi yang mampu mengenal diri sendiri, sehingga dapat mengenal pribadi orang lain dan tepat dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan,” tandas Fitri. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.