Capres Tharman Menang Telak dalam Pilpres Singapura

Calon presiden (capres) Tharman Shanmugaratnam terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Singapura, memperoleh 70,4 persen suara, dilansir The Straits Times, Sabtu (2//9/2023). Tharman Shanmugaratnam mengatakan pada hari Sabtu (2/9/2023), bahwa dia terkejut dengan selisih kemenangannya pada pemilu hari Jumat, dan menyebutnya sebagai pemungutan suara untuk masa depan yang optimis dan pemungutan suara untuk persatuan. Mantan menteri senior berusia 66 tahun itu menang telak dengan perolehan 70,4 persen suara, mengalahkan sesama kandidat Ng Kok Song dan Tan Kin Lian, keduanya berusia 75 tahun, yang masing-masing memperoleh 15,72 persen dan 13,88 persen suara. Tharman mengatakan hasil ini benar-benar positif bagi Singapura, dan dia tidak mengharapkan persatuan yang luar biasa seperti ini. "Faktanya, saat berjalan-jalan hari ini, beberapa pusat jajanan, meski orang-orang memberi selamat kepada saya, sebenarnya saya memberi selamat kepada mereka,” katanya kepada wartawan di Toa Payoh Hub, perhentian terakhirnya dalam serangkaian jalan-jalan pasca kemenangan pada Sabtu pagi. “Jika tidak, saya tidak mungkin mendapatkan margin sebesar itu,” kata Thharman. “Saya sangat yakin bahwa ini adalah ekspresi harapan, ekspresi keinginan untuk masa depan yang optimis, dan ekspresi keinginan untuk bekerja sama, termasuk dengan cara-cara baru,” tambahnya. Memuji warga Singapura karena akal sehat. Tharman mengatakan pemilihan presiden merupakan sebuah tonggak sejarah dalam perkembangan Singapura. Ia,mencatat bahwa ras bukanlah satu-satunya faktor dalam pemilihan tersebut, dan ia yakin bahwa hasil pemilu menunjukkan bahwa masyarakat Singapura menginginkan presiden yang non-partisan. Dia juga mengatakan hasil pemilu menunjukkan bahwa para pemilih tidak melihat masa kerja politiknya sebagai sebuah kerugian dan tidak menganggap hal itu merugikan dirinya. “Pengalaman saya di lapangan, pengalaman saya dalam membuat kebijakan, dan tentu saja, pengalaman internasional saya telah menjadi sumber kekuatan yang sangat besar, dan hal ini tidak akan terjadi jika saya tidak menghabiskan 22 tahun di dunia politik,” kata Tharman. Tharman terkejut dengan selisih kemenangannya, mengatakan dia serius dalam memenuhi mandatnya Mengacu pada peran presiden sebagai “kunci kedua” terhadap cadangan devisa negara, Tharman mengatakan bahwa memutuskan apakah akan mengalihkan cadangan devisa negara atau tidak bukanlah perkara mudah. “Anda harus memahami tantangan yang dihadapi Singapura, Anda harus memahami pilihan pendapatan, Anda harus memahami prioritas pengeluaran, baik pada saat normal... (dan) pada saat krisis. “Memahami seluk beluk anggaran pemerintah dan anggaran badan publik terkait lainnya merupakan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga,” imbuhnya. (ST/Red)