Membikin Pendahuluan untuk buku pemikir sekaliber Mas Kunto, tentulah tidak mudah. Saya serahkan tugas itu ke Anang, karena saya merasa tugas itu tidak mungkin saya emban.
Suatu hari Anang muncul di kosan saya. Belum saya tanya, dia sudah berterus terang, Pendahuluan belum dia tulis. Berat, katanya.
Hari itu, Anang mengajak saya ke rumah Mas Kunto. “Kita harus wawancarai Pak Kunto untuk bahan penulisan Pendahuluan.”
Sore itu Anang mewawancarai Mas Kunto. Saya hanya sesekali menyela. Mas Kunto menjawab semua pertanyaan Anang dengan sungguh-sungguh.
Selesai wawancara, tape recorder saya minta. “Lho, saya kan mau menulis,” Anang keberatan.
Saya jelaskan, hasil wawancara akan saya transkrip apa adanya, “Tugas Anda merumuskan hasil transkrip itu.”
Anang setuju. Dan ketika Pendahuluan diserahkan untuk dikoreksi, Dr. Kuntowodjojo berdecak kagum. “Wah! Jadi bagus begini.”
Ketika mendiskusikan judul, kami bertiga bersepakat terhadap judul “Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia”.
Ketika diterbitkan oleh Shalahuddi Press pada 1985, Dinamika menjadi buku pertama pemikiran Mas Kunto. Sesudah itu, dalam kalimat istri Mas Kunto, Mbak Susi, “Anang terus menguntit Mas Kunto.” Dari hasil menguntit itu, lahirlah Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi.
Halaman selanjutnya