Wamenag Beri Penghargaan kepada Huda yang Ikhlas Nguli Bangunan di Masjid

Magelang, Obsessionnews.com - Samsul Huda namanya. Usianya 24 tahun. Semangatnya untuk berkontribusi bagi desanya sangat besar. Sabtu (5/9/2020) Samsul dipanggil ke depan untuk menerima apresiasi dari Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi. Momen tersebut bersamaan dengan giat kunjungan kerja Wamen di Secang, Magelang, Jawa Tengah, meninjau pembangunan tempat wudlu Masjid Al-Muttaqin. Baca juga:Ini Penjelasan Wamenag Zainut tentang Penggunaan Asrama Haji untuk RS Darurat Tanggulangi CoronaWamenag Zainut: Siskohat Memberikan Kepastian dan Keadilan kepada Semua Calon Jemaah Haji Tempat wudlu itu dibangun atas bantuan Kementerian Agama (Kemenag). Bantuannya tidak seberapa, hanya Rp50 juta. Namun, kualitas bangunan yang dihasilkan sangat bagus, jauh dari bantuan yang diberikan. Itu tidak terlepas dari komitmen warga untuk memberikan yang terbaik buat masjidnya, tidak terkecuali Samsul Huda. Halaman selanjutnya Huda, panggilan akrabnya, adalah mahasiswa jurusan Teknik Informatika Universitas Muhamadiyah Magelang. Saat ini dia sedang mengambil cuti, karena terkendala biaya. Dia kembali ke desa untuk mengajar Al-Quran anak-anak di desanya. "Saya sejak kecil belajar ngaji dengan para ustadz di kampung sini. Tongkat estafet berganti, kini giliran saya yang mengajar mengaji anak-anak desa Karangtalun, Secang, di Masjid Al Muttaqin," ujar Huda saat ditemui usai menerima penghargaan dari Wamenag. Dikutip obsessionnews.com dari keterangan tertulis Humas Kemenag, Minggu (6/9), disebutkan bagi Huda mengajar anak-anak membaca Al-Qur'an adalah tanggung jawab. Dia berharap generasi desa Karangtalun dapat membaca dan memahami Al-Quran dengan baik dan benar. "Saya hanya mengajarkan apa yang saya bisa, yang pernah saya pelajari dari guru-guru saya di kampung ini," tuturnya. Halaman selanjutnya Tidak hanya mengajar, saat masjid membangun tempat wudlu, Huda juga ikut bekerja sebagai kuli bangunan. Dia ingin ikut beramal dengan tenaga, hingga tidak mau menerima saat akan dibayar. Padahal, pembangunan itu berlangsung selama hampir satu tahun. "Mungkin saya tidak punya banyak harta untuk disedekahkan. Karenanya saya ingin berkontribusi melalui tenaga sebagai kuli bangunan," ujarnya. Keikhlasan Huda diketahui warga Masjid Al-Muttaqin. Takmir Masjid Al-Muttaqin Rofii mengaku kagum dengan dedikasi Huda. "Dia istiqamah mengajar. Bahkan selama satu tahun penuh membantu pembangunan masjid, dia tidak mau dibayar. Padahal dia cuti kuliah juga karena terkendala biaya. Tapi ikhlas banget orangnya," terang Rofii Sebagai bentuk perhatian dan karena memang Huda tidak mau dibayar, Rofii mengaku pernah memberikan sembako saat lebaran tahun 2018 dan 2019. "Itupun kami paksa agar Huda mau menerimanya," kata Rofii. "Alhamdulillah, Wamenag berkenan hadir dan menyampaikan apresiasi kepada Huda. Ini juga bentuk terima kasih takmir masjid dan masyarakat atas pengorbanan Huda selama ini," ujar Rofii. (arh)