Minggu, 28 April 24

Transaksi Di Dalam Negeri Jangan Pakai Valuta Asing!

Transaksi Di Dalam Negeri Jangan Pakai Valuta Asing!

Jakarta, Obsessionnews – Lantaran minimnya konversi valuta asing ke dalam rupiah oleh eksportir dalam melaksanakan kegiatan usahanya sepanjang tahun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengeluh. Dia mengatakan, para eksportir membuat jumlah dolar AS yang beredar jadi terbatas hingga rupiah terus terdepresiasi.

Meski laporan devisa hasil ekspor (DHE) tahun 2015 ini meningkat, tetap tak berarti lantaran minimnya keinginan pelaku usaha dalam mengkonversi dolar AS ke rupiah.

Agus menjabarkan, kepatuhan pelaporan DHE tahun ini meningkat dari 80 persen di tahun 2014 lalu menjadi 96 persen di tahun 2015 ini. Sedangkan dana ekspor yang dikonversi ke dalam mata uang rupiah cuma 11 persen.

“Kami berharap DHE dalam deposit valas lebih baik lagi kalau ditukar dalam rupiah agar ekonomi kita punya valas yang cukup,” ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/12).

Akhirnya, Agus meminta eksportir tak meremehkan sanksi yang tersedia bagi pelaku usaha yang enggan melaporkan DHE-nya. Dia bilang, penegakan aturan devisa tetap kudu dilakukan guna membantu ketersediaan valas di dalam negeri.

Agus juga mengimbau agar masyarakat tak lagi memakai valuta asing saat bertransaksi di dalam negeri. Dia menyebutkan, transaksi bulanan antar penduduk, 70 persennya masih menggunakan valas senilai 8 miliar dolar AS. Akibatnya, dengan jumlah tersebut rupiah tertekan.

Upaya BI dalam menurunkan nilai transaksi dengan valuta asing, masih terus dikerjakan dengan melarang penggunaan duit asing pada transaksi lokal.

“Ini harus dipatuhi karena kebijakan penggunaan rupiah di dalam negeri dasarnya UU dan ancamannya tidak sederhana. Di awal tahun sudah akan ada penegakan hukum yang keras. Kalau transaksi dalam negeri dilakukan harus dalam rupiah,” tegas Agus. (Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.