Sabtu, 27 April 24

Tolak Aturan Covid-19, Eropa Rusuh Lagi Bakar-bakaran di Brussels

Tolak Aturan Covid-19, Eropa Rusuh Lagi Bakar-bakaran di Brussels
* Demo menolak perpanjangan lockdown di Belgia. (RTR/CNBC)

Protes menolak aturan pembatasan terkait Covid-19 berujung kerusuhan kembali terjadi lagi di Eropa. Kali ini, terjadi bakar-bakaran di Brussels, Belgia, markas besar lembaga-lembaga Uni Eropa (UE).

Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan senapan meriam air untuk membubarkan demo yang terjadi Minggu (5/12/2021). Di sisi lain pengunjuk rasa melempari petugas dengan batu dan kembang api.
Baca: Ukraina Bikin Rusia & AS Panas, Biden dan Putin Segera Kopdar

Mengutip Reuters, demo terjadi karena penolakan warga pada pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah. Pendemo protes aturan yang sudah berlaku sejak Oktober soal ‘paspor vaksin’ untuk mengakses bar dan restoran.

Bukan hanya itu, pemerintah juga melakukan langkah-langkah baru yang diumumkan pada hari Jumat untuk mengekang salah satu tingkat infeksi tertinggi di Eropa. Termasuk wajib mengenakan masker untuk sebagian besar anak sekolah dasar dan perpanjangan liburan sekolah.

Awalnya demo berlangsung teratur, di mana ribuan orang barbaris dengan damai. Namun, menurut rekaman media yang hadir, sekelompok pengunjuk rasa yang mengenakan kerudung hitam dan meneriakkan “liberte” (kebebasan) mulai melemparkan batu ke arah polisi.

Benda-benda juga dibakar massa yang melakukan protes. Dari sejumlah foto terlihat pendemo membakar fasilitas umum seperti bak sampah termasuk juga kursi-kursi.

“Saya tidak bisa menanggung diskriminasi dalam bentuk apapun, dan sekarang ada izin vaksin yang diskriminatif … ada vaksinasi wajib yang sedang menuju ke arah kami,” kata salah satu pengunjuk rasa, Alain Sienaort.

“Itu semua diskriminasi, jadi kami harus melawannya. Kami tidak menginginkan kediktatoran.”

Sebelumnya, bentrok serape terjadi di November. Ini menyebabkan puluhan penangkapan, cedera di antara petugas polisi dan kerusakan properti yang meluas. Demo berujung kekerasan juga terjadi di negara Eropa lain terkait hal sama kala itu. Di antaranya Belanda. (CNBC/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.