Sabtu, 27 April 24

Strategi Sri Mulyani Pulihkan Kembali Nilai Rupiah

Strategi Sri Mulyani Pulihkan Kembali Nilai Rupiah
* Presiden Jokowi bersama Sri Mulyani membahas soal ekonomi Indonesia. (Foto: Sekretaris Kabinet).

Jakarat, Obsessionnews.com – Pergerakan rupiah yang semakin hari semakin melemah membuat pemerintah panik dan bergerak cepat untuk memuliakan keadaan. Usai dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung ke Jakarta mengumpulkan para menteri dan para ekonom guna membahas persoalan tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah melalui forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan memantau detail perilaku pelaku pasar untuk mengetahui transaksi mana saja yang memenuhi kebutuhan industri dan mana yang tidak.

“Kami akan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, lewat forum KSSK, akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar. Mana-mana transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate,” katanya seusai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan menindak tegas pihak-pihak yang membuat rupiah makin melemah. Hal ini demi menjaga stabilitas ekonomi nasional. “Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif,” ujarnya.

Sri Mulyani menjelaskan yang dimaksud dengan tindakan legitimate itu adalah jika seorang pengusaha mengimpor bahan baku atau barang modal dan jelas apa bisnisnya. “Kalau kita mengimpor bahan baku, barang modal, dan memang bisnisnya ada, untuk bayar utang kembali. Memang ada kebutuhan yang legitimate, kalau tidak kan mereka lakukan sesuatu yang spekulatif,” tuturnya.

Menurut Sri Mulyani, pelemahan rupiah ini tidak lepas dari perekonomian global yang belum stabil tidak semata-mata karena kondisi ekonomi dalam negeri. Terlebih belakangan ini Argentina tengah dilanda krisis yang diprediksi akan berdampak ke negara berkembang.

Sri Mulyani menuturkan pemerintah tetap berkomitmen untuk memperkuat pondasi ekonomi dengan mendorong ekspor dan menekan impor. Selain itu, untuk di dalam negeri pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas jasa Keuangan terus mensinergikan koordinasi dari sisi informasi.

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menstabilkan kondisi ini akan saling dibagi di antara pemegang otoriras ini “Sehingga kami bisa terus langsung lakukan penyesuaian kalau memang akan dilakukan,” ujarnya.

Ia menjelaskan saat ini fokus pemerintah tetap pada bagaimana cara mengurangi sentimen dari neraca pembayaran. “Selama ini yang disebut sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi dari transaksi berjalan dan neraca perdagangan,” ujarnya.

Pemerintah, kata dia, sekarang sedang mengendalikan kebutuhan devisa lantaran menjadi aspek yang bisa dikontrol. Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian sedang mengidentifikasi 900 komoditas impor yang sebagian besar merupakan barang konsumsi.

Selain itu, bagi Badan Usaha Milik Negara seperti Pertamina dan PLN, pemerintah akan melihat apa saja kebutuhan yang tidak bisa ditunda. “Kalau pun kebutuhan yang tidak bisa ditunda, bagaimana suplai dolar dilakukan tanpa mengubah sentimen market,” ucap Sri Mulyani. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.