Jakarta, Obsessionnews – Demi menstabilkan pasokan dan harga minyak mentah dunia, negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC berencana menahan produksinya. Namun, Amerika Serikat (AS) menyatakan keraguannya atas rencana tersebut.
Amos J Hochstein, utusan khusus Departemen Dalam Negeri AS untuk bidang energi internasional, menyatakan keraguannya bahwa rencana tersebut bakal mengubah pasar yang terlanjur banjir minyak. Selain itu, Iran yang sudah diajak berunding juga berkomitmen menjual minyaknya ke pasar global.
Sebelum dikenai sangsi, Iran merupakan eksportir besar nomor dua di dalam OPEC. Dan kini, negeri tersebut berhasrat meningkatkan produksinya guna meraih kejayaan yang sempat hilang itu.
Pemerintah Iran memang menyetujui rencana penahanan produksi. Namun, cuma akan menahan untuk produksi bulan Januari 2016 saja.
Sekedar catatan, harga minyak dunia sudah anjlok sampai 10 persen dalam kurun 20 bulan. Ini, lantaran pasar dibanjiri hingga mencapai rekor paling tinggi dari OPEC termasuk Rusia.
Rusia, Arab Saudi, Qatar, dan Venezuela memang sudah menyetujui rencana penahanan produksi guna menstabilkan harga. Asal, negara-negara lain yang juga menghasilkan minyak dan menjualnya ke pasar global juga melakukan hal serupa. (Mahbub Junaidi)
