Sabtu, 27 April 24

Skandal Dugaan Suap ‘Pengaturan Skor’ PSSI Diungkap!

Skandal Dugaan Suap ‘Pengaturan Skor’ PSSI Diungkap!
* Dua mantan pelatih klub sepak bola, Gunawan (kiri) dan Agus Yuwono mengaku ada praktek suap pengaturan skor pada sejumlah laga kompetisi divisi utama. (BBC Indonesia)

Jakarta – Dua mantan pelatih klub sepak bola Persigres Gresik dan Persipur Purwodadi mengungkap dugaan suap terkait pengaturan skor dalam sejumlah laga kompetisi divisi utama sepak bola Indonesia.

Seorang mantan pelatih bahkan mengaku sudah melaporkan sebuah kasus dugaan suap kepada pimpinan PSSI tetapi, menurutnya, tidak pernah ditindaklanjuti.

Keduanya mengatakan siap memberikan kesaksian kepada aparat hukum terkait terkait dugaan sejumlah kasus penyuapan. Namun pimpinan PSSI menyatakan akan menggugat secara hukum apabila tuduhan suap pengaturan skor itu tidak didasarkan bukti-bukti hukum.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/6) malam, mantan pelatih Persigres dan Persipur mengaku ditawari uang suap antara Rp150 juta hingga Rp400 juta oleh seseorang yang disebut ‘bandar’ dalam beberapa laga divisi utama setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir.

“Pada saat itu (2013), Persipur Purwodadi mendapatkan sekitar Rp 400 juta sekali bertanding. Dan pemain bisa mendapatkan sekitar Rp10 juta sampai Rp15 juta,” ungkap mantan pelatih Persipur, Gunawan, kepada para wartawan.

Menurutnya, uang itu diberikan langsung oleh orang yang bersangkutan atau melalui perantara sebelum dibagikan merata kepada pimpinan klub, pelatih hingga pemain.
“Dia kasih dulu separoh, selesai (laga) dikasihkan semua. Jadi dia tidak pernah bermain transfer.”

Gunawan mengatakan para bandar belakangan mendatangi sejumlah klub sepak bola divisi utama yang kekurangan dana. “Ternyata mereka akan memberikan modal awal untuk membentuk tim. Semua dimodali dulu. Setelah pertandingan ada kontrak dengan mereka,” ungkapnya.

Pengatur Skor ‘Brengsek’ Asal Malaysia?
Di hadapan para wartawan, Gunawan kemudian menyebut seorang warga Malaysia berinial JS yang disebutnya sebagai salah-seorang pelaku pengaturan skor dalam sejumlah laga dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

“Dia terkenal dipanggil Mr S. Orang ini yang merusak sepak bola Indonesia,” ungkap Gunawan yang mengaku pernah menerima uang suap dalam sejumlah laga.

“Dia sangat piawai mengkondisikan kompetisi ini. Dalam setiap pertandingan (sepak bola divisi utama) dia selalu ada,” beber mantan pelatih sejumlah klub divisi utama ini.

Suatu ketika, Gunawan pernah melaporkan kasus dugaan suap kepada salah-seorang pimpinan PSSI, namun menurutnya tidak pernah ditindaklanjuti.
“Tapi sampai tiga kali (saya melapor) tidak ada tanggapan. Nggak ada respon sama-sekali,” kisahnya.

Ditawari Uang Rp200 Juta
Sementara itu, mantan pelatih sepak bola Agus Yuwono mengatakan dirinya pernah tiga kali mengalami percobaan praktek suap saat melatih klub Persidafon Jayapura dan Persigres Gresik.

Saat melatih Persidafon Jayapura, dia mengaku pernah didatangi seseorang yang menawarkan uang Rp150 juta dengan syarat ada pengaturan skor saat melawan Persiwamena.

“Setelah tidak terjadi deal (dengan pengurus Persidafon) sebelum pertandingan, saya masih dihubungi dengan menambah uang Rp50 juta sehingga menjadi Rp 200juta… Dan saya tetap tidak mau,”kata Agus Yuwono, tanpa menyebut identitas pelaku percobaan penyuapan.

Ketika melatih Persigres Gresik, Agus juga mengaku dicoba untuk disuap Rp200 juta oleh ‘orang asing’ asal mengikuti kemauannya.

“Saya bilang ‘nggak mau’. Tetapi dia bilang ‘nggak bisa karena sudah diatur’. Saya tetap ngotot ‘nggak mau’, saya mau menang,” aku Agus.

Usai laga yang hasilnya tidak memuaskan dirinya, Agus mendatangi pihak penghubung pelaku suap. “Saya marah kepada pihak penghubung ini. ‘Kamu apakan tim saya kok seperti ini’. Dia bilang: ‘kan sudah diatur semua’,” ungkapnya.

Menjelang laga lawan Barito Putra, Agus kembali lagi menolak tawaran suap sebesar Rp 200 juta. “Dari sinilah, saya mulai menyadari bahwa kelihatannya sudah terjadi semacam pengaturan (skor),” tandasnya.

PSSI Ancam Menggugat
Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti mengatakan pihaknya akan melakukan upaya hukum terhadap apa yang disebutnya sebagai tuduhan pengaturan skor timnas U-23 saat melawan Thailand dan Vietnam di SEA Games 2015. “PSSI akan menempuh jalur hukum untuk melawan fitnah itu,” tulis La Nyalla dalam akun Twitter resminya, Rabu (17/6).

La Nyalla mengatakan, kekalahan timnas U-23 di semifinal dan perebutan tempat ketiga sepak bola di SEA Games 2015 Singapura karena “kalah kualitas dari Thailand dan Vietnam.”

“Kekalahan timnas U-23 terjadi murni kalah kelas, anak-anak sudah berjuang maksimal. Tidak mungkin ada match fixing (pengaturan skor) seperti yang dituduhkan,” tulisnya.
Tuduhan pengaturan skor laga sepak bola Indonesia di ajang nasional dan internasional dilaporkan ke Mabes Polri oleh seseorang berinisial BS yang mengaku pelaku pengaturan skor.

Kepada pihak kepolisian, BS melaporkan adanya tindak pidana penyuapan di sejumlah kasus persepakbolaan Indonesia antara tahun 2000 hingga 2015. (BBC Indonesia)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.