Senin, 29 April 24

Setelah Sepekan Ambruk, Rupiah Ditutup Menguat

Setelah Sepekan Ambruk,  Rupiah Ditutup Menguat

Jakarta, Obsessionnews Setelah sepekan terakhir kurs rupiah terus tertekan terhadap dolar Amerika Serikat, akhirnya ditutup naik 0,13% atau 19 poin ke level Rp14.674/US$.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan di pasar spot awal pekan ini, Senin (28/9/2015), kurs rupiah mampu terapresiasi dari penutupan akhir pekan lalu Rp14.693/US$. (Baca: Alhamdulillah, Rupiah Dibuka Menguat 16 Poin )

Sepanjang hari ini, kurs rupiah bergerak pada level terkuat Rp14.661/US$ dan terlemah Rp14.787/US$. Sejak awal tahun ini, rupiah telah terkoreksi 15,58% dan menjadi mata uang terburuk kedua di kawasan Asia.

Dalam sepekan, kurs rupiah telah ambrol 2,22% atau 319 poin dari Rp14.374/US$. Mata uang Garuda masih menjadi terburuk ke dua di Asia setelah ringgit Malaysia yang terjungkal hingga 20,27% year-to-date.

Pelemahan rupiah memang telah terjadi sejak beberapa waktu terakhir seiring dengan menguatnya mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia. Namun, Bank Indonesia berupaya untuk mengintervensi pasar dengan mengucurkan cadangan devisa (Cadev) agar rupiah tidak terus memburuk.

Bank Indonesia bahkan tercatat telah menguras cadangan devisa hingga US$4,55 miliar setara dengan Rp65,97 Triliun. Per 20 September 2015, Cadev yang dicatat BI tersisa US$103 miliar dari akhir Juli 2015 sebesar US$107,55 miliar.

BI mematok kurs tengah rupiah melemah ke level Rp14.696/US$ dari sebelumnya Rp14.690/US$. Sejalan dengan kurs referensi Jakarta Interbank spot dolar rate (Jisdor) pada level yang sama.

Adapun, kurs jual yang ditetapkan BI pada hari yang sama berada pada level Rp14.769/US$ dan kurs beli Rp14.623/US$. (mtv/rez)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.