Beras Berkutu Tersimpan di Gudang Bulog, Bagaimana Nasib Swasembada Pangan?

Beras Berkutu Tersimpan di Gudang Bulog, Bagaimana Nasib Swasembada Pangan?
Temuan beras berkutu menjadi indikasi awal sulitnya mewujudkan swasembada pangan. (Ilustrasi/X)

 

Obsessionnews.com - Koordinasi pemerintah dianggap macet dan lemah buntut temuan beras berkutu di Gudang Bulog, Yogyakarta. Terlebih terjadi silang pendapat di antara sejumlah menteri dan Kepala Bapanas. Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman menyayangkan situasi ini karena menganggu cita-cita swasembada pangan.

 

"Menteri Pertanian menyebut, beras berkutu itu tidak akan dipakai lagi. Sementara, Kepala Bapanas mengatakan, beras berkutu itu masih dapat dikonsumsi. Menko Bidang Pangan, malah berkilah jumlahnya sedikit. Terasa mahal sekali sebuah pekerjaan bernama 'koordinasi' di antara para pembantu presiden ini," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman melalui pernyataan tertulis, yang diterima di Jakarta, Senin (17/3).

Baca Juga:
Bulog Salah Langkah, Libatkan Aparat untuk Serap Beras Petani

Adanya beras berkutu di Gudang Bulog, Yogyakarta, diutarakan Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto dalam rapat Komisi IV dengan Mentan pada Selasa (11/3) yang lalu. Dalam rapat itu, Titiek mengungkapkan temuan beras sisa impor tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog Yogyakarta kini dalam kondisi berkutu. 

 

Alex memonitor pemberitaan media yang memuat respons para pembantu presiden yang tidak konsisten. Menko Pangan Zulkifli Hasan mengaku telah mengecek informasi beras berkutu tersebut dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya.

Baca Juga:
Indonesia-Vietnam Potensi Jadi Pemasok Pangan Dunia

“Ada sedikit (beras berkutu), sudah saya cek dengan Pak Bulog dan Mentan, ada kecil sedikit. Cuma berapa karung,”kata Zulhas ketika meninjau harga Sembako di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (12/3). 

 

Sedangkan Mentan Amran Sulaiman menyebut jumlah beras dalam kondisi rusak itu berada pada angka 100 ribu hingga 300 ribu ton. Jumlah ini masih berupa laporan sementara. Sedangkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menilai stok beras berkutu masih dapat dikonsumsi, setelah melewati proses fumigasi atau pengendalian hama.  

Baca Juga:
Was-was Beras Oplosan, Satgas Pangan Bisa Apa?

Menurut Alex, respons beragam para pembantu presiden mengindikasikan  kentalnya ego sektoral pada masing-masing kementrian. “Persoalannya bukan dari benar atau tidaknya pilihan yang diambil masing-masing para pembantu presiden itu," tegas Alex. 

 

"Akan tetapi, tentang bagaimana masyarakat memotret para pembantu presiden dalam menjalankan roda pemerintahan," sambungnya.

 

Berkaca dari kondisi ini, Alex menilai cita-cita swasembada pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo sulit untuk diwujudkan. “Mungkin saja nanti, jika program swasembada pangan ini sukses, yang akan terjadi itu saling klaim jadi pihak yang paling berjasa," kata Alex berandai-andai. 

 

"Jika gagal, tentunya masing-masing akan cari jalan selamat sendiri-sendiri sebagaimana temuan beras berkutu ini," tuturnya. (Erwin)