Pertamina Alami “Cancel Culture”, SPBU Asing Ketiban Pulung

Pertamina Alami “Cancel Culture”, SPBU Asing Ketiban Pulung
Pertamina dianggap mengalami cancel culture karena ditinggal konsumen buntut kasus korupsi tata kelola minyak mentah. (Ilustrasi/Pertamina)

 

Obsessionnews.com - Pertamina mengalami cancel culture buntut pengungkapan perkara korupsi tata kelola minyak mentah oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Sebagian pelanggan sudah beralih ke SPBU asing milik kompetitor. Hal ini menandakan kepercayaan publik terhadap produk perusahaan pelat merah berada pada titik nadir.

 

Pengamat ekonomi Rhenald Kasali menyoroti fenomena ini. Dia membagikan keresahan dan analisanya melalui kanal Youtube Prof Rhenald Kasali yang diunggah pada Minggu (9/3). Pertamina terpuruk, SPBU asing ketiban pulung.

Baca Juga:
Pimpinan Komisi XII DPR Tolak Pansus Pertamina

“Yang terjadi adalah semacam cancel culture, Pertamina ditinggalkan banyak orang,”kata Rhenald, dikutip di Jakarta, Senin (10/3).

 

Menurut Rhenald, Pertamina gagal membersihkan diri dari praktik rente dan korupsi. Hal ini yang membuat Pertamina tertatih-tatih menjadi perusahaan yang dipercaya masyarakat. Terlebih, kasus korupsi tata kelola minyak mentah mengungkap adanya praktik oplosan Pertamax.

Baca Juga:
Jaksa Agung Pastikan Pertamax Oplosan Bukan Hoaks, Dilakukan Oknum Pertamina

Rhenald mengaku menyaksikan perjuangan Pertamina untuk mendapat kepercayaan publik. Setidaknya hal itu dilihatnya pada masa kepemimpinan Dirut Ari Soemarno. Dalam perjalanannya, Pertamina mengubah imej dan melakukan perbaikan layanan, namun untuk mengikis praktik rente rupanya butuh upaya ekstra.

 

Internal Pertamina, lanjutnya, selalu terbagi dalam dua golongan. Pertama mereka yang memiliki nasionalisme tinggi, kedua mereka yang dekat dengan rente. Lebih menyedihkan lagi, praktik rente sudah banyak terungkap namun tak mampu menjamin Pertamina bersih.

Baca Juga:
Kasus Korupsi Pertamina Dibahas Tertutup di DPR

“Kasus-kasusnya itu banyak sekali, yang mungkin masih merembet sampai ke sekarang, yang ciri-ciri orangnya agak sombong, agak belagu lah,”selorohnya.

 

Rhenald mengungkapkan mereka yang memiliki jiwa patriot di Pertamina kerap tersingkir, kendati mau melakukan perbaikan. Puncak dari fenomena tersebut bisa dilihat pada masa Petral. 

Baca Juga:
Kisruh Pertamax Oplosan, Jampidsus Minta Masyarakat Tak Tinggalkan Pertamina

Keresahan Rhenald terhadap musibah yang dialami Pertamina sekarang ini bisa dilihat dari unggahan lainnya. Dia mengunggah konten yang diberi judul “Benang Kusut Korupsi Pertamina, Danantara Aman?”ketika kasus tersebut  muncul kali pertama.

 

“Belum selesai kasus pagar laut lalu kemudian ada Danantara, Morgan Stanley lalu menurunkan rating kita, lalu terjadilah ledakan bom lain yaitu kasus Pertamina,”kata Rhenald mengawali keresahannya.

 

“Korupsi yang tak kunjung usai dari sesuatu yang sudah kita bicarakan 15 tahun lalu, ketika kita membubarkan Petral,”sambungnya. (Erwin)