Ada Empat Faktor Pendorong Terjadinya Transformasi Digital

Obsessionnews.com - Obsession Media Group (OMG) menyelenggarakan Indonesian CEO Talk (ICT) yang bertema “Urgensi Cybersecurity di Era Transformasi Digital’ Indonesia”. Diskusi yang digelar secara offline dan online ini digelar di Hotel Tribrata, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Baca juga: Agar Lingkungan Digital Tetap Aman, OMG Gelar ICT Soal Serangan Cyber Security Salah seorang narasumber, yakni Pranata Humas Ahli Madya Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Aang Witarsa Rofik memaparkan transformasi digital dapat diartikan sebagai sebuah proses evolusi yang bertumpu pada kemampuan yang dimiliki dan teknologi digital untuk menciptakan atau mengubah proses bisnis, proses operasional dan pengalaman pelanggan sehingga menimbulkan nilai yang baru. https://youtube.com/live/LLFgRWNqvvY?feature=share Ada empat faktor pendorong terjadinya transformasi digital, yakni perubahan regulasi, perubahan lanskap persaingan, pergeseran/perubahan ke bentuk digital dari industri, dan perubahan perilaku dan harapan konsumen. “Suka atau tidak suka, mau tidak mau, perubahan, dinamika kehidupan sosial budaya, dan tentunya dimensi lainnya tidak terlepas dari dunia siber saat ini,” ujar Aang. Sebelumnya ICT dibuka oleh CEO OMG Nurbaiti Hisyam, yang akrab disapa Betty. Dalam sambutannya, Betty mengatakan, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Indonesia telah menunjukkan kemajuan luar biasa dalam bidang teknologi digital. Dalam KTT G-20 Sesi III pada16 November 2022 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan tiga pilar yang harus dilakukan dalam mendorong transformasi digital, yaitu kesetaraan akses digital, literasi digital, dan lingkungan digital yang aman. "Telah kita saksikan dalam Indonesian CEO Talk Teaser Video beberapa informasi dan data kasus kejahatan serangan siber serta penanganannya dari BSSN dan Bareskrim Polri," ujar Betty. Begitu pula kasus kebocoran data yang sering terdengar dalam berita beberapa waktu yang lalu, bukan hanya mengancam keamanan informasi masyarakat, tetapi juga berpotensi merugikan finansial dan reputasi perusahaan, baik Instansi Pemerintah maupun Swasta. Oleh karena itu, kendati transformasi digital memberi manfaat, diperlukan pula perhatian serius terhadap ancaman siber agar lingkungan digital dapat tetap aman dan terkendali. "Kita harus mengambil tindakan nyata untuk melindungi data dan informasi, demi menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan terpercaya bagi seluruh masyarakat, instansi pemerintah dan swasta, serta dunia usaha," tegas Betty. Dia berharap acara tersebut dapat menjadi momentum berharga untuk mengedukasi masyarakat, membuka wawasan dan berbagi pengalaman, mengajak para ahli berpartisipasi dalam memberikan solusi yang tepat untuk penanggulangan serangan siber, serta perlindungan optimal menjaga ruang siber Indonesia tetap aman dan terkendali bagi instansi pemerintah dan swasta, dunia usaha dan masyarakat Indonesia. Betty juga berterima kasih banyak kepada para mitra usaha dan institusi yang telah mendukung untuk penyelenggaraan acara tersebut, yaitu Bank DKI, BPJS Kesehatan, AirNav Indonesia, Kalbe Nutritionals, Sutasoma Hotel & The Tribrata, Universitas Pelita Harapan, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Universitas Tebuka (UT), Universitas Trisaksti, CNN TV, Inilah.com, Tempo.co, Suara.com, dan Event Jakarta. Sementara itu Ketua Tim Tata Kelola Perlindungan Data Pribadi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Hendri Sasmita Yuda yang menjadi Keynote Speaker mengatakan, dengan adanya acara ini akan semakin banyak stakeholder mendiskusikan cyber scurity, artinya ekspetasi juga harapan dari pemerintah, agar semua stakeholder terlibat itu terlihat. "Saya menilai acara ini cukup baik. Saya juga meyakinkan nanti dari sini akan banyak rekomendasi yang bisa disampaikan kepada pemerintah," ujar Hendri. ICT menghadirkan para pembicara: Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Aang Witarsa Rofik, Pakar Cyber Security Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Amril Syalim, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan, Plt. Direktur Utama PT Bank DKI Amirul Wicaksono, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AirNAv Indonesia Azizatun Azhimah, dan Vice President of Technology PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Andries K. Indrajaya. (Ita/arh)