Ditopang Digitalisasi UMKM, ALI Proyeksikan Industri Logistik Tumbuh 5-8% Tahun Ini

Ditopang Digitalisasi UMKM, ALI Proyeksikan Industri Logistik Tumbuh 5-8% Tahun Ini
Obsessionnews.com - Industri logistik pengiriman di Indonesia merupakan sektor yang berkembang pesat. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memproyeksikan industri logistik tumbuh 5-8% tahun ini, yang ditopang oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pertumbuhan ekonomi, perdagangan elektronik dan peningkatan aktivitas bisnis secara online, permintaan akan layanan pengiriman logistik juga meningkat. Berbagai perusahaan logistik pengiriman, baik lokal maupun internasional, beroperasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam sebuah riset bertajuk “Indonesia Outlook on the Logistic Delivery Services” dari Populix menyoroti perilaku pengiriman barang untuk pengiriman pribadi dan belanja online di Indonesia. Riset ini memberikan wawasan mendalam tentang preferensi dan kebiasaan masyarakat terkait penggunaan layanan pengiriman, serta tren dalam industri pengiriman barang.     Riset yang dilakukan menyajikan pandangan bahwa masyarakat Indonesia khususnya Gen Z dan Milenial mayoritas menggunakan jasa pengiriman barang untuk berbelanja online. Kecepatan pengiriman, pemantauan pengiriman real-time, jangkauan wilayah pengiriman yang luas, layanan tambahan pengiriman, lokasi agen pengiriman banyak dan pengiriman untuk berbagai jenis barang adalah beberapa aspek yang menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia dalam memilih layanan pengiriman. “Hal ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan logistik dan penyedia layanan pengiriman untuk memaksimalkan operasional mereka guna memenuhi kebutuhan pengiriman,” ungkap Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu dikutip dari siaran pers yang diterima obsessionnews.com, Kamis (3/8/2023). Adapun penelitian dilakukan pada Mei 2023. Survei dilakukan secara online melalui aplikasi Populix terhadap total 1.557 responden laki-laki dan perempuan muslim berusia 17-45 tahun di Indonesia.   Preferensi Masyarakat pada Brand Jasa Pengiriman Barang Dalam riset ini ditemukan, bahwa penggunaan layanan pengiriman sangat tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial dalam konteks pengiriman barang untuk kebutuhan pengiriman pribadi dan belanja online. Sebesar 88% dari partisipan Gen Z mengaku menggunakan layanan pengiriman untuk pembelian online mereka, 12% lainnya menggunakan layanan pengiriman untuk kebutuhan pribadi. Hal yang sama terjadi pada generasi Milenial. Mayoritas 76% responden menggunakan pengiriman untuk berbelanja online. Dengan rata-rata mengirimkan barang baik untuk belanja online maupun pengiriman pribadi sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sebulan. Ini menunjukkan bahwa pengiriman barang merupakan bagian integral dari pengalaman belanja online yang semakin populer di Indonesia. Menurut preferensi responden dalam mengirimkan belanja barang online, Gen Z banyak menggunakan J&T Express (58%), lalu  Shopee Express (32%), JNE (27%), SiCepat (23%), Gosend (7%), GrabExpress (4%), Ninja Express (4%), Pos Indonesia (3%), TIKI (2%),Wahana (1%), Paxel (1%),  Indah Logistik (0%), Shipper (0%), Lalamove (0%). Pada generasi Milenial pun menunjukkan J&T Express (55%) merupakan layanan pengiriman yang paling sering digunakan untuk belanja online, kemudian JNE (34%), Shopee Express (18%), SiCepat (17%), Gosend (16%), GrabExpress (8%), Pos Indonesia (7%), TIKI (6%), Wahana (6%), Ninja Express (3%), Indah Logistik (3%), Paxel (2%), Shipper (1%), Lalamove (0%). Temuan riset juga menyoroti responden paling sering mengirimkan barang melalui belanja online berupa Makanan (80%), lalu disusul dengan (50%) Pakaian, (30%) Gadget, (23%). Peralatan kesehatan dan obat-obatan, serta (20%) peralatan elektronik. Riset ini juga mengungkapkan metode pengiriman yang paling sering digunakan oleh responden yaitu dengan mengantarkan langsung barang ke cabang kurir terdekat, hal ini berlaku untuk pengiriman pribadi maupun belanja online. Namun, dari kedua jenis pengiriman tersebut memiliki perbedaan pada alasan menggunakan metodenya. Mayoritas pengiriman pribadi (71%)  lebih mementingkan  pada nomor pelacakan fisik untuk pemantauan, dilanjut dengan efisiensi ongkos dan waktu (37%). Berbeda dengan pengiriman pribadi dalam belanja online alasan menggunakan metode tersebut, 71% responden  lebih mempertimbangkan waktu dan biaya pengiriman yang efisien, nomor pelacakan fisik untuk pemantauan (62%), beragam layanan pengiriman termasuk pengemasan paket (38%),  beberapa  tujuan pengiriman  dan pesanan (33%), asuransi sehari sampai (33%), layanan pengiriman  24 jam (29%), promosi pengiriman (29%), ongkos kirim terjangkau (29%), pantauan langsung melalui aplikasi (24%), dan yang terakhir merupakan wilayah pengiriman seluruh Indonesia sebesar 24%. Riset ini memberikan pandangan yang komprehensif tentang perilaku pengiriman barang untuk pengiriman pribadi dan belanja online di Indonesia. Dalam menghadapi tren permintaan pengiriman yang semakin tumbuh, perusahaan logistik dan pemangku kepentingan terkait dapat menggunakan temuan riset ini untuk menginformasikan strategi bisnis mereka dan meningkatkan layanan pengiriman. (Angie)