Ini Kata Melani Leimena Suharli dalam Memaknai Hari Pahlawan

Obsessionnews.com - Banyak cara yang dilakukan oleh mayarakat Indonesia dalam memaknai Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. Seperti penilaian anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli dalam memaknai hari tersebut. Menurut Melani, pahlawan merupakan orang yang menonjol, karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Baca juga: Melani Leimena Suharli Memperluas Literasi Keuangan "Arti pahlawan dalam pengertian ini sangat luas dan memasukkan siapapun yang telah memberikan kontribusi yang berpengaruh untuk kepentingan orang banyak baik kontribusi fisik maupun pemikiran. Hasil yang bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan umat manusia," ujar Melani kepada obsessionnews.com, Kamis (10/11/2022). Dia menambahkan, Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara. "Atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia," tambahnya. Namun, lanjut Melani, pahlawan secara umum setiap warga negara yang telah memberikan bakti kepada masyarakat, bangsa dan negara dan umat manusia secara umum. Pahlawan adalah mereka yang rela mengorbankan ego dan kepentingan pribadinya untuk mencapai tujuan mulia untuk kepentingan umum yang mulia. Kerelaan berkorban demi tujuan mulia tanpa pamrih adalah poin penting untuk disebut sebagai pahlawan. Baca juga: Melani Leimena Suharli: UMK Andalan dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan "Kita harus mengingat jasa-jasa Pahlawan, dan beruntung kita selalu memperingati tiap tanggal 10 November. Mengapa? Karena kondisi saat ini membutuhkan pahlawan-pahlawan baru yang kompatible dengan tantangan kekinian. Butuh pahlawan era kekinian yang mampu menjawab problematika bangsa dan umat yang terus berkembang," ucapnya. Menurut dia, ancaman yang merusak tatanan bangsa ini bukan lagi penjajahan secara fisik. Tantangan terbesar pahlawan era milenial adalah ancaman serangan mental dan ideologi yang merusak perdamaian bangsa. "Karenanya, bangsa ini butuh pahlawan dalam segala aspek yang mampu mengorbankan jiwa, raga dan pikiran untuk menjaga perdamaian bangsa ini," pungkasnya. (Poy)