Dari Desa Siwarak ke Pasar Global: Nanas-Qu Bangun Harapan 900 Petani Purbalingga

Purbalingga, Obsessionnews.com – Usaha olahan pangan berbasis nanas madu asal Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, kian berkembang. UMKM Nanas-Qu, yang dikelola CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, kini menggandeng lebih dari 900 petani binaan dan berhasil meningkatkan produksi hingga ribuan cup per hari.
Pemilik CV SSS Food, Ngudiono, mengungkapkan awalnya ia hanya bekerja sama dengan puluhan petani. Namun jumlah mitra terus bertambah, terutama setelah perusahaannya menjadi pemenang kedua Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024.
“Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar cara membangun rantai pasokan yang adil, mengelola produksi lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan petani,” ujarnya di Purbalingga, Senin (15/9).
Perkembangan usaha ini berdampak langsung pada perekonomian desa. Produksi olahan nanas madu yang semula hanya 1.200–1.500 cup per hari kini menembus lebih dari 5.000 cup. Kenaikan kapasitas didukung bantuan peralatan dari Pertamina.
Jumlah tenaga kerja juga meningkat signifikan. Dari tiga pekerja tetap saat awal berdiri pada 2016, kini bertambah menjadi 15 orang. Ngudiono menargetkan penyerapan 30 tenaga kerja lokal dalam dua tahun ke depan.
Produk Nanas-Qu yang meliputi jus, dodol, manisan, selai, koktail, dan asinan telah dipasarkan ke berbagai wilayah dalam negeri serta mulai merambah pasar ekspor. Ngudiono menargetkan pasar Timur Tengah dan Asia Timur sebagai tujuan berikutnya.
Selain memperluas pasar, Nanas-Qu membina empat UMKM lokal dan menargetkan jumlah tersebut bisa meningkat lima kali lipat melalui kolaborasi dengan desa penghasil nanas lain di sekitar Purbalingga.
Ngudiono juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Limbah kulit dan pucuk nanas yang sebelumnya dibuang kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos. “Lingkungan jadi lebih bersih dan masyarakat juga mendapatkan manfaat,” katanya.
Ia menambahkan, ke depan Nanas-Qu bercita-cita membangun desa agrowisata berbasis nanas madu. Konsepnya memungkinkan pengunjung melihat kebun, menyaksikan proses produksi, sekaligus mencicipi hasil olahan nanas.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan program Pertapreneur Aggregator digagas untuk mencetak UMKM aggregator yang mampu merangkul UMKM lain, memperluas pasar, dan meningkatkan kapasitas produksi.
“Naik kelas tidak hanya soal pendapatan, tetapi juga tentang memperluas jangkauan, menambah karyawan, kelompok petani, serta UMKM lain yang ikut merasakan manfaat ekonomi,” ujarnya.
Melalui pendampingan berkelanjutan, Pertamina mendorong UMKM seperti Nanas-Qu agar mampu bersaing hingga pasar global. Program ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya penciptaan lapangan kerja layak dan pertumbuhan ekonomi di daerah. (IwanLubis)