Gerakan TOSS TBC Dimulai Serentak di 8 Provinsi, Menko PMK: TBC Bisa Disembuhkan, Jangan Ada Stigma!

Gerakan TOSS TBC Dimulai Serentak di 8 Provinsi, Menko PMK: TBC Bisa Disembuhkan, Jangan Ada Stigma!
Menko PMK Pratikno pada Kick Off Kampanye TOSS TBC 2025 di kawasan Car Free Day Jakarta, Minggu (9/11/2025) (Foto Dok. Humas Kemenko PMK)

Obsessionnews.com —Pemerintah terus memperkuat langkah nyata dalam memberantas penyakit tuberkulosis (TBC) yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Melalui gerakan nasional Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS TBC), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) resmi memulai Kick Off Kampanye TOSS TBC 2025 di kawasan Car Free Day Jakarta, Minggu (9/11/2025).

Kegiatan yang berlangsung meriah dan edukatif ini diselenggarakan serentak di delapan provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Ribuan masyarakat hadir mengikuti senam bersama, edukasi kesehatan, pemeriksaan TBC gratis, serta talkshow penyintas yang membagikan kisah perjuangan sembuh dari penyakit menular ini.

Dalam sambutannya, Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa TBC bukan penyakit kutukan dan bukan pula akhir dari segalanya. Penyakit ini dapat disembuhkan sepenuhnya jika pasien menjalani pengobatan secara disiplin dan mendapat dukungan dari keluarga serta lingkungan sosial.

“TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan, tapi juga menular. Indonesia masih menempati urutan kedua kasus TBC tertinggi di dunia setelah India. Jangan sampai kita naik menjadi nomor satu. Ini saatnya bersama menurunkan kasus TBC hingga tuntas,”tegas Pratikno.

Menurutnya, keberhasilan eliminasi TBC sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat di tingkat akar rumput. Mulai dari RT, RW, hingga kelurahan memiliki peran penting dalam menemukan kasus, mengawal pengobatan, dan memberi dukungan moral bagi penyintas.

“Terima kasih kepada bapak ibu dari desa dan kelurahan. Kuncinya ada di lapangan. Kami juga sedang merevisi regulasi agar seluruh upaya percepatan ini berjalan lebih efektif,”ujarnya.

Menko PMK juga mengingatkan pentingnya skrining kesehatan secara berkala dan tidak menunda pengobatan. Pemerintah telah menyediakan obat gratis dan alat deteksi dini di seluruh Puskesmas serta fasilitas layanan kesehatan.

“Isu utamanya bukan ketersediaan obat, tapi kemauan kita untuk aktif melakukan skrining. Ini bisa diintegrasikan dengan pemeriksaan kesehatan rutin di sekolah, pesantren, lapas, hingga kantor,”tambahnya.

Selain pengobatan, Pratikno menyoroti satu isu penting lain: stigma sosial terhadap penyintas TBC. Ia mengingatkan agar masyarakat berhenti mengucilkan penderita, karena sikap diskriminatif justru memperburuk kondisi psikologis dan memperlambat proses penyembuhan.

“Jangan ada lagi stigma. Jangan ada anak sekolah dijauhi karena TBC, atau karyawan diberhentikan karena sedang berobat. Kita harus melindungi mereka,”tegasnya.

Sebagai bagian dari penguatan kelembagaan, Menko PMK juga mendorong kepala daerah di seluruh Indonesia untuk kembali mengaktifkan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) serta menggerakkan Desa dan Kelurahan Siaga TBC. Kedua instrumen ini dinilai krusial dalam mempercepat target eliminasi TBC nasional.

“Saya mengharapkan dukungan penuh dari seluruh kepala daerah. Aktifkan TP2TB di semua provinsi dan kabupaten, dan pastikan desa serta kelurahan Siaga TBC benar-benar berjalan,”pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Sekretaris Kemenko PMK Imam Machdi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat Setneg M. Amperawan, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya.

Gerakan TOSS TBC menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia bebas TBC. Pesan utamanya sederhana tapi kuat: TBC bisa disembuhkan, asalkan ditemukan, diobati, dan dijalani sampai sembuh. (Ali)