Prabowo Subianto akan Kembali Bertempur di Pilpres 2024

Prabowo Subianto akan Kembali Bertempur di Pilpres 2024
Obsessionnews.com – Dalam sejarah politik di Indonesia untuk pertama kalinya Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) secara langsung dipilih oleh rakyat di era reformasi, yakni pada tahun 2004. Sebelumnya di era Orde Baru presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Nama yang populer bukan jaminan untuk meraih kemenangan di Pilpres.  Hal ini dialami oleh beberapa tokoh, salah satu di antaranya adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengawali kiprah politiknya dengan mengikuti penjaringan calon presiden (capres) untuk Pilpres 2004 melalui mekanisme konvensi yang dilakukan Partai Golkar. Saat itu Prabowo bersaing dengan Akbar Tanjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, dan Surya Paloh. Hasilnya yang menjadi pemenang adalah mantan Panglima ABRI Wiranto.   Baca juga:Prabowo Subianto Kesal, Kali Ini Tak Terima DicurangiAllah Menakdirkan Jokowi, Bukan Prabowo SubiantoMenakar Ketangguhan Prabowo Subianto Pada Pilpres 2019     Peserta Pilpres 2004 adalah Wiranto- Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri- Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK), dan  Hamzah Haz-Agum Gumelar. Duet SBY-JK keluar sebagai pemenang dengan meraih 39.838.184 suara atau 33,57%. Sedangkan Megawati-Hasyim mendapat 31.569.104 suara (26,61%), Wiranto- Salahuddin memperoleh 26.286.788 suara (22,15%), Amien-Siswono menyabet 17.392.931 suara (14,66%), dan Hamzah-Agum menggondol 3.569.861 suara (3,01%). Halaman selanjutnyaMendirikan Partai Gerindra Setelah gagal meraih tiket untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2004 melalui Golkar, eks Pangkostrad ini kemudian mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008. Partai ini selanjutnya menjadi peserta Pemilu 2009. Gerindra menyatakan keinginannya untuk mengusung Prabowo menjadi capres pada Pilpres 2009. Tetapi  setelah proses tawar menawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri. Pilpres 2009 diikuti presiden petahana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggandeng Boediono, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, serta duet Jusuf Kalla (JK) dan Wiranto. Hasilnya SBY-Boediono tampil sebagai pemenang dengan meraih 73.874.562 suara atau 60,8%. Sementara itu Megawati-Prabowo mendapat 32.548.105 suara (26,79%), dan  JK- Wiranto memperoleh 15.081.814 suara (12,41%). Keinginan Prabowo untuk maju sebagai capres akhirnya terwujud pada 2014. Dalam Pilpres 2014 Prabowo yang saat itu menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa. Mereka berkompetisi melawan duet Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Prabowo harus mengubur impiannya menduduki kursi Republik Indonesia 1 (RI 1). Berdasarkan hasil penghitungan suara yang menjadi pemenang adalah Jokowi-JK yang memperoleh 70.997.833 suara atau  53,15%. Sedangkan Prabowo-Hatta mendapat 62.576.444 suara (46,85%). Halaman selanjutnya Hasrat  Gerindra mendudukkan Prabowo di kursi RI 1 tidak pernah padam. Pada Pilpres 2019 Prabowo yang kala itu menjadi Ketua Umum Gerindra maju sebagai capres dengan menggandeng kader Gerindra Sandiaga Uno. Prabowo-Sandiaga berhadapan dengan Jokowi-Ma’ruf Amin. Prabowo kembali menelan kekalahan. Jokowi-Ma’ruf berhasil meraup 85.607.362 suara atau 55,5%, sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 68.650.239 suara (44,5%). Setelah gagal bersaing di Pilpres 2009 Prabowo kemudian mendukung Presiden Jokowi. Prabowo mendapat kursi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Deklarasi Prabowo Capres pada 13 Agustus 2022 Kendati gagal di Pilpres-pilpres sebelumnya, Prabowo masih menjadi sosok terkuat di Gerindra. Untuk itu Gerindra akan kembali mengusung Prabowo untuk bertempur di Pilpres 2024. Semula deklarasi Prabowo sebagai capres akan digelar bersamaan dengan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra pada 30 Juli 2022, kemudian diundur menjadi 13 Agustus 2022. Halaman selanjutnya Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Rapimnas pada 13 Agustus mendatang akan digelar berbarengan dengan peresmian koalisi antara Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). “Pertemuan dengan pihak PKB kemarin itu juga sudah kesepakatan, akhirnya kemudian Rapimnas pencapresan dan pengumuman koalisi akan dilakukan pada tanggal 13 agustus. Hitung-hitungan hari baiknya begitu,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/7/2022). Menurut rencana agenda tersebut juga akan dihadiri oleh Ketua Umum PKB Muhaimim Iskandar. Kendati demikian Dasco menegaskan, hal itu bukan berarti kedua partai bakal menduetkan Prabowo dan Muhaimin sebagai calon presiden dan wakil presiden. Ia mengatakan, calon wakil presiden pendamping Prabowo akan ditentukan melalui forum lain. “Menurut aturan kita itu soal cawapres akan ada forum lagi, sehingga nanti setelah ini ya kita akan adakan lagi forum-forum yang akan diatur menurut anggaran dasar kita,” ujar Dasco. Ia menambahkan, koalisi yang dijajaki oleh Gerindra dan PKB tetap membuka bagi partai lain yang ingin bergabung. “Ya kita kan berharap bahwa koalisi akan bertambah, kita juga membuka kok dengan teman-teman dari partai lain untuk ikut masuk,” tutur Dasco. (arh)