Suka Makan Kerang Bisa Bikin Kanker?

Salah satu makanan yang disukai oleh banyak orang adalah kerang. Sebagaimana makanan laut lainnya, kerang memiliki rasa yang lezat. Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak terlalu sering mengonsumsi kerang. Tak hanya ada kemungkinan bisa memicu peningkatan risiko terkena kolesterol tinggi atau asam urat, suka makan kerang disebut-sebut bisa meningkatkan risiko terkena kanker endometrium. Fakta ini terungkap dari sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Plos One. Dalam penelitian ini, didapatkan fakta bahwa kandungan kadmium yang tinggi di dalam kerang ini bisa memicu peningkatan risiko terkena kanker endometrium. Sebagai informasi, kadmium sebenarnya adalah sejenis logam yang bisa ditemukan di dalam kerang. Selain itu, kandungan ini juga bisa ditemukan di dalam tembakau. Dalam penelitian ini, 631 wanita yang memiliki riwayat kanker endometrium dan 879 wanita lainnya yang tidak memiliki riwayat kanker ini diminta untuk menyerahkan sampel urine dan air liurnya. Setelah dicek sampel-sampel tersebut, didapatkan fakta bahwa penderita kanker endometrium memiliki kadar kadmium 22 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat penyakit ini. “Kadmium bisa berperan seperti estrogen dan bisa meningkatkan risiko kanker dengan signifikan,” tulis salah satu penulis penelitian, Profesor Jane McElroy, PhD dari MU School of Medicine. Lantas, apakah kita tidak boleh mengonsumsi kerang? Pakar kesehatan menyebutkan bahwa asalkan tidak terlalu sering dikonsumsi, peningkatan risiko terkena kanker ini bisa ditekan. Selain itu, ada baiknya kita juga menghindari asap rokok karena rokok juga memiliki kandungan kadmium yang sangat tinggi.
Kerang Hijau Lebih Bahaya Terlepas dari rumor yang beredar tentang bahaya mengkonsumsi kerang hijau, nyatanya masih banyak masyarakat yang menyukai hidangan olahan dari kerang hijau. Dari direbus dan dikonsumsi dengan saus sambal, kerang hijau juga biasa diolah dengan bumbu saus Padang yang menggugah selera. Karena banyak penggemarnya, kerang hijau juga ramai dijajakan di pinggir jalan hingga restoran seafood. Namun seberapa bahaya sih konsumsi kerang hijau? Spesialis Gizi Klinis, dr Verawati Sudarma SpGK dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne pada 11 Maret 2019, menjelaskannya dalam mitos dan fakta berikut ini. 1. Mengandung racun Kabar ini ternyata bukan isapan jempol semata, menurut dokter Verawati, kandungan racun dalam kerang hijau lebih berbahaya dibanding racun sianida. “Namun kandungannya sangat kecil. Untuk menimbulkan efek racun harus dikonsumsi dalam jumlah besar," ujarnya. Untuk itu, Verawati menyarankan agar tidak berlebihan mengkonsumsi kerang hijau. "Tidak boleh terlalu banyak (konsumsi) karena sifat toksinnya akumulatif, tidak boleh terlalu sering dan terlalu banyak." 2. Mengandung logam berat Kerang yang diperoleh dari perairan tinggi polutan seperti Jakarta dan sekitarnya, memiliki kandungan merkuri, timbal, tembaga yang cukup banyak dan sudah melewati batas aman. 3. Mengobati radang sendi Hal ini benar, hanya saja bukan dengan mengkonsumsi kerang dari perairan Jakarta, melainkan dari perairan Selandia Baru yang rendah polutan. 4. Meningkatkan kesuburan pria dan wanita Fakta asalkan dikonsumsi dalam jumlah besar. Hal ini karena kandungan zinc cukup tinggi, 20 persen Angka Kecukupan Gizi (AKG), di mana zinc berperan besar dalam konsepsi atau pertemuan sel telur dan sperma. Zinc juga membantu siklus menstruasi wanita lebih lancar dan kualitas sel telur lebih baik. 5. Sembuhkan rematik Fakta. Tapi untuk mengurangi rasa sakit dibutuhkan dalam bentuk suplemen, namun kerang yang dikonsumsi harus berkualitas baik misalnya seperti dari Selandia Baru, bukan kerang dari sini (Lokal), dan biasanya dalam bentuk konsentrat. Selain itu, seberapa banyak jumlah konsumsi kerang yang baik, menurut Verawati berdasar penelitian adalah sebanyak 2 gram sekali makan atau 3 hingga 5 buah kerang, itu untuk di Jakarta. https://www.youtube.com/watch?v=LlVuTaSwzVA Ancaman Kanker Dari Pencemaran Logam Berat Pencemaran logam berat, khususnya merkuri, di Teluk Jakarta, telah sampai pada titik mengkhawatirkan. Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor menyebut, kini berbahaya untuk mengonsumsi kerang hijau dari perairan itu. Peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Etty Riani, menyebut banyaknya tritip yang menempel di kerang hijau, adalah salah satu 'pertanda tidak langsung' telah tercemarnya Teluk Jakarta oleh merkuri. "Kerang hijau mampu menyerap logam berat dalam jumlah yang sangat tinggi," ujarnya. Namun, pencemaran yang begitu dahsyat, diduga Etty membuat kerang hijau ‘keracunan’, sehingga kehilangan kemampuan membersihkan diri, termasuk dari tritip. "Aduh, pencemaran di Teluk Jakarta sudah sangat-sangat tinggi... Pencemaran logamnya memang tinggi sekali." "Pada kerang hijau, konsentrasi Hg (merkuri) saja sudah mencapai 40mg/kg lebih, padahal baku mutu konsumsinya hanya 1mg/kg," ceritanya dengan nada getir. Merkuri bukanlah logam yang pencemarannya bisa dianggap sepele. "Kami hitung analisis risikonya;kalau orang dewasa makan kerang, itu risiko kejadian kankernya baru berkurang kalau dia hanya makan satu ekor (kerang hijau) per sekali makan." "Itu dengan asumsi bahan makanan lainnya tidak terkontaminasi logam berat." lanjutnya. Etty menegaskan merkuri tidak bisa dilepaskan dari tubuh kerang yang telah tercemar. "Kalau dia sudah terakumulasi (di tubuh kerang hijau), logam berat tidak akan bisa lepas." "Karena ikatan logam berat ini, pada asam amino pada gugus yang ikatannya kovalen, yang sifatnya irreversible (tidak dapat diubah). Tidak mampu lepas. Sehingga sangat sulit dilepaskan,” ujar dia. Menurutnya, pencemar berasal dari banyaknya industri di Jakarta, khususnya pabrik barang elektronik yang masih menggunakan bahan merkuri, dan membuang limbahnya ke sungai yang berujung ke Teluk Jakarta. "Tetapi tetap tidak ada tindakan pemerintah," paparnya. (doktersehat.com/msn.com/nova.grid.id)
