Menko PMK Membuka Adexco 2025: Dari “Kita Tangguh” Menuju Kolaborasi Global Hadapi Bencana

Menko PMK Membuka Adexco 2025: Dari “Kita Tangguh” Menuju Kolaborasi Global Hadapi Bencana
Menko PMK) Pratikno saat membuka Asia Disaster Expo & Conference (Adexco) 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Rabu (10/9/2025) (Foto Dok. Humas Kemenko PMK)

Obsessionnews.com – Indonesia kembali menegaskan peran pentingnya dalam percaturan global penanggulangan bencana. Sebagai negara yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki pengalaman panjang menghadapi berbagai bencana alam. Dari pengalaman pahit itulah, lahir semangat untuk membangun budaya tangguh sekaligus mendorong lahirnya kolaborasi internasional. Pesan itu ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat membuka Asia Disaster Expo & Conference (Adexco) 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Rabu (10/9/2025).

Pratikno menekankan bahwa dunia kini menghadapi tantangan bencana yang semakin kompleks. Risiko kemanusiaan akibat perubahan iklim, gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, hingga pandemi, bukan hanya menjadi urusan dalam negeri masing-masing negara. Bencana bersifat lintas batas, sehingga membutuhkan kesadaran bersama, solidaritas, serta kolaborasi global yang nyata. “Di sini kita berkumpul untuk memikirkan bagaimana dunia yang lebih aman ke depan, membangun solusi inovatif, menciptakan teknologi revolusioner, dan menjawab tantangan umat manusia yang semakin berat. Indonesia adalah bangsa yang ditempa oleh berbagai macam bencana,” ujarnya di hadapan peserta dari berbagai negara.

Menko PMK kemudian mengingatkan kembali deretan bencana besar yang pernah melanda tanah air. Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang merenggut lebih dari 170 ribu nyawa menjadi salah satu tonggak bersejarah yang membuka mata dunia akan pentingnya sistem peringatan dini. Lalu, gempa Lombok, Palu, dan Donggala pada 2018, banjir besar Jakarta pada 2020, kebakaran hutan di Sumatera, hingga erupsi gunung berapi yang masih terus berlangsung, semuanya meninggalkan jejak duka sekaligus pembelajaran besar. “Bukan hanya teknologi, tetapi manusia kita yang resilience sangat dibutuhkan. Kita harus tangguh mengurangi risiko, tangguh ketika bencana terjadi, dan tangguh untuk bangkit kembali pasca bencana,” tegasnya.

Indonesia, menurut Pratikno, harus melihat posisinya di jalur Cincin Api Dunia bukan sebagai kutukan, melainkan berkah. Negara ini memiliki data bencana paling lengkap di dunia dan masyarakat yang terbiasa menghadapi situasi darurat. “Kalau kita melihat langsung ke lokasi bencana, penderitaan mereka luar biasa, tetapi masyarakat tetap bisa tersenyum, bergotong royong, saling menguatkan. Itu adalah modal sosial yang tidak ternilai,” imbuhnya.

Dari pengalaman panjang itulah, pemerintah mengembangkan konsep “Kita Tangguh” sebagai budaya nasional. Konsep ini menekankan bahwa ketangguhan tidak boleh hanya dimiliki sebagian, melainkan harus hadir di setiap aspek kehidupan. Infrastruktur yang tahan bencana, teknologi yang canggih, sistem peringatan yang cepat, evakuasi yang terkoordinasi, hingga masyarakat yang kuat secara mental dan sosial harus menjadi satu kesatuan. “Kita harus resilient di semua lini. Infrastruktur tangguh, orangnya tangguh, teknologinya tangguh, sistem peringatannya tangguh. Semuanya harus tangguh,” tegasnya lagi.

Adexco 2025 sendiri menjadi wadah untuk memperluas jaringan kolaborasi internasional. Pratikno mengajak negara-negara sahabat, kalangan industri, lembaga riset, hingga komunitas kebencanaan untuk membangun kerja sama strategis, tidak hanya berupa pertukaran pengetahuan, tetapi juga penelitian bersama, investasi teknologi, pengembangan manufaktur, hingga berbagi praktik terbaik dalam menghadapi risiko bencana. “Kami berharap acara ini tidak hanya menjadi transaksi jual-beli. Itu penting, tetapi yang lebih penting adalah kolaborasi untuk mengembangkan teknologi dan inovasi demi umat manusia,” jelasnya.

Tahun ini, Adexco memasuki penyelenggaraan keempat. Forum ini menghadirkan perwakilan dari 11 negara serta peserta lintas sektor, mulai dari lembaga donor, organisasi internasional, perusahaan teknologi, hingga akademisi. Sejak pertama kali digelar pada 2022, Adexco telah tumbuh menjadi ajang strategis untuk memperkuat kapasitas bangsa menghadapi bencana sekaligus mempromosikan karya inovasi teknologi kebencanaan anak negeri di mata dunia.

Selain pameran, agenda konferensi juga menjadi sorotan utama. Mengusung tema “Menutup Kesenjangan Pembiayaan, Memperkuat Ketahanan Lokal dan Kawasan, serta Mendorong Kemajuan Teknologi untuk Keberlanjutan,” konferensi dibagi dalam lima sesi diskusi. Topik yang dibahas meliputi strategi pembiayaan penanggulangan bencana, peran pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan masyarakat, pemanfaatan teknologi mutakhir dalam mitigasi risiko, hingga peluang kolaborasi internasional dalam membangun sistem peringatan dini.

Acara pembukaan dihadiri jajaran pejabat tinggi dan perwakilan internasional. Hadir Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Basarnas Mohammad Syafi’i, Duta Besar Swiss Olivier Zehnder, serta perwakilan kedutaan besar Australia, Prancis, dan Tiongkok. Country Manager PT Pamerindo Indonesia Lia Indriasari juga turut mendampingi penyelenggaraan, bersama mitra pembangunan, lembaga donor, serta komunitas akademik. Kehadiran beragam pihak ini menegaskan pentingnya Adexco sebagai wadah kolaborasi lintas batas untuk menciptakan dunia yang lebih siap menghadapi bencana.

Melalui Adexco, Indonesia tidak hanya ingin memperlihatkan kemajuan dalam manajemen risiko bencana, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai laboratorium hidup bagi inovasi kebencanaan global. Dengan dukungan pengalaman panjang, budaya gotong royong yang kuat, serta komitmen pemerintah dalam membangun budaya “Kita Tangguh,” Indonesia siap menjadi katalis lahirnya ekosistem global yang solid, inovatif, dan berorientasi pada keselamatan umat manusia.  (Ali)