Sepak Terjang Hari Darmawan, Pasang Surut Menekuni Bisnis Ritel

Sepak Terjang Hari Darmawan, Pasang Surut Menekuni Bisnis Ritel
Jakarta, Obsessionnews.com - Siapa yang tidak mengenal Hari Dermawan, pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini adalah seorang pengusaha sukses keturunan Taipan yang sudah melalang buana di dunia bisnis ritel. Sepak terjangnya begitu hebat, namanya seketika buming takala Hari membangun bisnis Matahari Departement Store di seluruh Indonesia. Namun, semua kesuksesan Hari kini tinggal cerita, setelah beredar kabar Pemilik Taman Wisata Matahari (TWM), meninggal dunia pada Sabtu (10/3). Belum tahu apa penyebab kematian Hari. Sebelum meninggal dunia, pengusaha ini dilaporkan hilang dan ditemukan di Sungai Ciliwung, Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan keterangan sementara dari Kapolres Bogor AKBP Andi Mochammad Dicky, pada Jumat (9/3), Hari sempat mengatakan kepada karyawannya ingin mengunjungi vila yang berada di dekat sungai kawasan Taman Wisata Matahari, Puncak, Bogor. Karyawannya mengantar Hari Darmawan ke sana, lalu meminta izin mengambil air minum. Ketika kembali, sang karyawan tak menemukannya lagi. Pihak Taman Wisata Matahari lalu menghubungi Kepolisian Bogor untuk melakukan pencarian. Bersama tim SAR, jenazah Hari Darmawan ditemukan oleh warga sekitar pada pukul 06.30 WIB di sungai Ciliwung. Dengan terkejut, mereka menemukan jenazah Hari Darmawan yang telungkup dan tersangkut batu sejauh 100 meter dari lokasi hilangnya korban. Kabar meninggalnya Hari masih misterius, apakah ia terjatuh ke sungai atau karena ada faktor lain. Polisi sejauh ini masih melakukan proses penyelidikan. Yang pasti, Hari bukanlah orang biasa, kisah suksesnya tidak lepas dari perjuangannya pasang surut membangun bisnis ritel di jagat Nusantara. Setelah mengalami kesuksesan di puncak kariernya, Matahari Department Store kini mulia meredup dibandingkan beberapa tahun lalu. Perusahaan miliknya pun sekarang sudah diakuisisi atau diambil alih oleh Lippo Group milik James Riady. Matahari juga disebut-sebut sudah tidak sebesar dulu. Dia sendiri kemudian merintis usaha baru didunia ritel dengan mendirikan perusahaan bernama "Pasar Swalayan Hari-Hari. Pengusaha itu pun pernah terpilih sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Sejak kelahirannya, Hari tumbuh di tengah keluarga besar. Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal sebagai pengusaha keturunan Tionghoa di Makassar yang banyak berkecimpung dalam usaha produk pertanian. Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, ia sudah melihat usaha keluarganya bangkrut. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik 'Mickey Mouse', sebuah toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru, yang pada saat itu merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta. Ayah mertua Hari Darmawan kemudian menjual toko serba ada tersebut kepadanya. Di bawah pengelolaannya, toko berkembang pesat. Pada tahun 1968, dia membeli toko serba ada terbesar di Pasar Baru waktu itu yang bernama "Toko De Zon" (dari bahasa Belanda yang berarti The Sun atau Matahari dalam bahasa Indonesia). Hari pun mengganti namanya menjadi 'Matahari' dan gerai pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober 1958 yang menempati gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta. Pada tahun 1980-an, 'Matahari' membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia dan toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia. Semasa krisis moneter tahun 1997, bisnis Darmawan terkena dampaknya dan menanggung kerugian besar. Akhirnya, bisnisnya dibeli oleh Lippo Group.  (Albar)