Kemendag Lepas Ekspor Perdana Kerajinan Serat Alam UMKM Kebumen ke Amerika Serikat

Obsessionnews.com – Produk kerajinan tangan dari bahan serat alam kembali mengharumkan nama Indonesia di pasar global. Untuk pertama kalinya, pelaku UMKM asal Kebumen, Jawa Tengah, berhasil menembus pasar Amerika Serikat melalui ekspor perdana produk ramah lingkungan berbahan pelepah pisang dan eceng gondok.
Ekspor ini dilakukan oleh PT AgrominaFiber Java Indonesia dengan mengirim enam kontainer berisi 9.000 produk senilai USD 57.200 atau setara Rp937 juta. Pelepasan ekspor perdana tersebut dilakukan secara daring oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi.
Menurut Puntodewi, capaian ini merupakan bukti nyata kemampuan UMKM Indonesia dalam menghasilkan produk yang unik, kokoh, dan memiliki nilai estetika tinggi sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Ia menekankan, keberhasilan dari Kebumen ini menjadi simbol bahwa karya lokal bisa melangkah jauh hingga ke negeri Paman Sam. “Ekspor perdana ini adalah wujud nyata bagaimana produk kerajinan kita tidak hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri yang memiliki standar tinggi terhadap kualitas dan keberlanjutan,” ungkapnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari partisipasi PT AgrominaFiber dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang membuka pintu menuju transaksi internasional. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Yayasan Pertamina sebagai pembina UMKM, juga berperan besar. Pemerintah, kata Puntodewi, akan terus mendampingi UMKM agar semakin siap menjadi bagian rantai pasok global.
Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, turut hadir dan menyampaikan kebanggaan daerahnya dapat menjadi basis produksi ekspor. Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya soal capaian angka, tetapi juga dampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. “Ekspor ini membuka peluang bagi masyarakat Kebumen untuk terlibat aktif dalam produksi, sekaligus meningkatkan pendapatan daerah,” jelasnya.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kemendag, Deden Muhammad Fajar Shiddiq, menambahkan bahwa capaian ini merupakan hasil kolaborasi erat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha. Ia menegaskan pentingnya menjaga kualitas produk serta memperluas pasar, khususnya di Amerika Serikat yang potensial.
PT AgrominaFiber sendiri telah lebih dulu menembus pasar ekspor di Dubai, Belgia, Nigeria, dan Cile. Kini, mereka menargetkan perluasan pasar ke negara lain dengan mengembangkan desain baru, termasuk keranjang inovatif dan topi anyaman. Dengan melibatkan lebih dari 300 perajin lokal di berbagai desa, perusahaan ini bukan hanya berfokus pada keuntungan, melainkan juga memberdayakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam proses produksinya, PT AgrominaFiber mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Bahan baku berasal dari limbah organik pelepah pisang dan eceng gondok, dipadukan dengan pewarna alami serta sistem pengolahan limbah cair yang terukur. Pendekatan ini sejalan dengan tren global di mana konsumen semakin peduli pada keberlanjutan.
Direktur PT AgrominaFiber, Rudi Hermawan, menuturkan bahwa keunikan produk Kebumen terletak pada tekstur alami dan warnanya yang autentik. Ia optimistis ekspor perdana ke AS akan berlanjut dengan pesanan ulang. “Kami ingin terus menghadirkan produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pasar dunia,” ujarnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan kinerja ekspor kerajinan nasional terus meningkat. Pada Januari–Juni 2025, ekspor produk kerajinan Indonesia mencapai USD 253,72 juta, tumbuh 7,39 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tren ini menguatkan sinyal bahwa permintaan dunia terhadap produk dekorasi rumah berbahan serat alam semakin berkembang. Pada 2024, nilai perdagangan global untuk produk serat alam di sektor dekorasi rumah bahkan mencapai lebih dari USD 6 miliar dengan pertumbuhan rata-rata hampir 3 persen per tahun, terutama di pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Puntodewi menegaskan, Kemendag akan terus mengawal UMKM melalui strategi pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan kapasitas lewat program UMKM BISA Ekspor. Sepanjang Januari–Agustus 2025, Kemendag telah memfasilitasi 462 kegiatan business matching dengan 33 negara mitra, menghasilkan transaksi hingga USD 90,90 juta.
“Dengan promosi berkelanjutan dan jejaring global yang kuat, kami optimistis produk kerajinan serat alam Indonesia akan semakin mendapat tempat istimewa di hati konsumen dunia,” pungkasnya. (Ali)