Psikolog Sosial UGM: Medsos Bisa Picu Perilaku ‘Bullying’

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Masalah bullying atau perundungan pada anak kembali menjadi sorotan publik setelah kasus pengeroyokan sekelompok siswa SMA terhadap siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat. Baca juga:Yohana Yembise Kecam Tindakan Pelaku Penganiayaan Siswi SMP di PontianakMurid SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA Psikolog Sosial dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., menyebutkan media sosial (medsos) bisa mempengaruhi perilaku sosial seseorang, termasuk bullying. “Medsos berpengaruh besar memicu tindakan bullying,” kata Koentjoro seperti dikutip Obsessionnews.com dari keterangan tertulis Humas UGM, Kamis (11/4/2019). Menurutnya, penggunaan gadget dan medsos pada anak-anak saat ini kurang begitu terkontrol. Anak-anak zaman sekarang banyak yang menggunakan medsos dan bebas menulis status serta komentar. Padahal mereka belum sepenuhnya mampu menyaring informasi yang didapatkan dari suatu hal. “Seringnya anak-anak mengumbar kekesalan dan rasa benci terhadap sesuatu atau seseorang tidak lagi secara face to face, tetapi via medsos tanpa adanya kroscek. Hal ini sangat mudah menyulut kemarahan dan kebencian,” tandasnya. Oleh sebab itu, Koentjoro menekankan perlunya kontrol orang tua atau keluarga dalam penggunaan media sosial pada anak dan menggunakannya secara bijak. Tak hanya itu, penanaman nilai-nilai luhur dari orang tua sangat penting dilakukan. Kurangnya Peran Orang Tua Mendidik Anak Ketua Dewan Guru Besar UGM menjelaskan munculnya tindakan bullying salah satunya terjadi akibat kurangnya peran orang tua atau keluarga dalam mendidik anak. Beragam faktor dalam keluarga menyebabkan anak menjadi pelaku bullying, seperti kurang perhatian orang tua, pola asuh yang terlalu tegas, serta kurang penghargaan orang tua, dan lainnya. “Bullying anak ini menunjukkan ada yang salah dengan pendidikan dalam keluarga. Orang tua kurang memberikan penanaman nilai-nilai budaya lokal dan nilai-nilai untuk memahami orang lain,” ujarnya.. Sementara untuk mencegah kembalinya perilaku bullying, Koentjoro menyebutkan pemberian hukuman yang tegas perlu dilakukan terhadap pelaku bullying. Dengan begitu, bisa memberikan efek jera bagi para pelaku yang disertai pula dengan pembinaan oleh pihak terkait. Tidak kalah pentingnya, menyadarkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar. “Apa yang dilakukan anak itu sebagai akibat dari pola didik orang tua. Perilaku yang salah dalam keluarga harus diperbaiki,” tegasnya.. Lalu bagaimana jika anak menjadi korban bullying? Koentjoro mengatakan, pentingnya bagi orang tua korban untuk menunjukkan empati dengan berusaha mendengarkan keluhan anak, serta membesarkan hati untuk membangkitkan kepercayaan diri anak. Apabila dirasa diperlukan memfasilitasi anak untuk menjalani intervensi psikologis. (arh)